Ksitigarbha Bodhisattva
Bab ke-3
KSITIGARBHA BODHISATTVA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAGIAN KETIGA
10. Perbandingan Jasa-Jasa Berdana
BAGIAN KETIGA
10. Perbandingan Jasa-Jasa Berdana
Ketika itu Ksitigarbha Bodhisattva berkat
Prabhava Sang Buddha bangkit dari tempat duduk-Nya dan bersujud di hadapan Sang
Buddha seraya berkata, "Yang Arya Bhagavan yang termulia! Menurut
pengamatan-Ku umat manusia yang telah mengamalkan jasanya dengan berdana,
mendapatkan pahala yang berlain-lainan. Ada yang menikmati kebahagiaan hanya
satu kali kehidupan, ada yang sampai sepuluh kali, bahkan sampai ratusan dan
ribuan kali. Mengapa perbedaannya demikian jauh? Mohon Sang Bhagavan sudi
menerangkan sebabnya kepada kami."
Sang Buddha bersabda kepada Ksitigarbha
Bodhisattva, "Kebetulan Kita semua berada dalam pertemuan agung Istana Trayastrimsa,
Aku akan menjelaskan bagaimana umat di Jambudvipa itu berdana serta perbedaan
dan perbandingan jasa-jasa besar kecil yang dihasilkan. Dengarkanlah baik-baik,
Aku akan mulai."
Ksitigarbha Bodhisattva kemudian berkata
kepada Sang Buddha, "Katakanlah Oh, Bhagavan. Sungguh, hal itu masih
meragukan, Aku ingin mengetahui apa sebabnya."
Sang Buddha bersabda kepada Ksitigarbha
Bohisattva, "Seperti diketahui, bahwa di dunia Jambudvipa itu terdapat
banyak raja-raja, menteri-menteri, dan pegawai negeri, Maha Grhapati, Maha
Ksatria, Maha Brahmana, dan sebagainya. Seandainya mereka bertemu dengan umat
yang miskin merana, bahkan bertubuh cacat, bisu, tuli, buta dan sebagainya,
bila ketika mereka hendak berdana, mereka bisa bersikap ramah, disertai senyuman
memberikan sedekah itu dengan tangan sendiri atau menyuruh orang melakukannya
dengan lemah lembut, maka pahala yang akan diperoleh sang raja atau menteri dan
lain-lainnya itu akan sama banyaknya dengan berdana kepada Buddha yang
banyaknya bagaikan butiran pasir ratusan sungai Gangga!
Mengapa pahala yang diperoleh mereka
demikian besarnya? Disebabkan karena sang raja, para menteri, dan sebagainya
dengan jiwa yang welas asih memberikan dananya kepada para umat yang hina dina
serta cacat tubuh, maka mereka memperoleh imbalan yang demikian agung, hingga
ratusan ribu kelahiran memiliki Saptaratna yang sempurna, apalagi sandang dan
pangan!
Ada lagi, Yang Arya Ksitigarbha,
seandainya para raja dan Brahmana yang berada di masa yang akan datang, jika
mereka bertemu dengan vihara, stupa, atau Buddharupang, Bodhisattvarupang,
Sravakarupang, dan Pratyeka Buddharupang, lalu mereka merawatnya sehingga orang
dapat melakukan puja bhakti, pemujaan semacam ini adalah berdana maha besar.
Maka para Raja dan sebagainya akan dilahirkan di Surga Trayastrimsa menjadi
Raja Sakra dan ia akan menikmati kebahagiaan Surga sampai tiga Kalpa! Jikalau
Sang raja tersebut menyalurkan jasa-jasa yang diperolehnya tadi kepada para
makhluk yang berada di seluruh Dharmadhatu, maka para raja dan sebagainya ini
akan menjadi Maha Brahma Raja selama sepuluh Kalpa!
Ada lagi, Yang Arya Ksitigarbha,
seandainya para raja, Brahmana, dan sebagainya bertemu dengan stupa, vihara,
gambar Buddha atau Buddharupang, serta Sutra-sutra Buddha sebagai peninggalan jaman
dahulu, lalu mereka memperbaiki, memelihara dengan kekuatan sendiri atau
dilakukan bersama-sama dengan orang lain hingga ratusan ribu orang, berdana
secara demikian itu akan mendapatkan rakhmat Buddha. Maka sang raja dan
sebagainya dalam ratusan ribu kelahiran akan menjadi Raja Cakravartin.
Sedangkan pembantu lain dalam berdana demikian itu akan menjadi raja kecil.
Apalagi jika sang raja serta pembantunya dapat menyalurkan jasa-jasanya kepada
semua makhluk hidup, maka mereka akan memperoleh pahala menjadi seorang Buddha,
imbalan jasa-jasanya sungguh besar tidak terbayangkan.
Adalagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa
yang akan datang, jika terdapat para raja serta Brahmana dan sebagainya,
bertemu dengan orang tua, yang sakit dan yang melahirkan, sesaat itu merasa iba
dan memberikan obat-obatan, makanan, minuman, serta tempat tidur, sehingga
mereka merasa selamat sentosa, jasa-jasa seperti ini teramat agung dan tak
terkatakan. Dalam masa seratus Kalpa, sang raja dan sebagainya akan menjadi
penguasa di Surga Suddhavasa, kemudian dalam masa dua ratus Kalpa mereka akan
menjadi penguasa di Sad Karmadhatu dan akhirnya mereka akan menjadi Buddha, tak
akan terjerumus ke alam kesengsaraan untuk selama-lamanya, bahkan dalam ratusan
ribu kelahiran mereka takkan mendengar suara kesedihan.
Ada lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa
yang akan datang, jika terdapat para raja serta Brahmana dan sebagainya dapat
berdana seperti yang tersebut, mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang luar
biasa, apalagi jika jasa-jasanya disalurkan kepada semua makhluk hidup di alam
semesta, baik sedikit maupun banyak, mereka akhirnya akan menjadi Buddha.
Apalagi menjadi Raja Cakravartin, Raja Sakra, Raja Maha Brahmana, dan
sebagainya. Oleh karena itu Yang Arya Ksitigarbha, nasehatilah semua makhluk
hidup agar mereka mau berdana demikian itu dan menyalurkan semua jasa-jasanya
kepada semua makhluk hidup supaya Kita semua menjadi Buddha kelak.
Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa
yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi yang dapat menanamkan
kebajikan di bidang Buddha Dharma, sekalipun kebaikannya itu hanya seujung
rambut atau sebutir debu, namun buah yang akan diterimanya nanti sungguh sukar
diperkirakan.
Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa
yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi dapat berdana atau
memuja rupang atau gambar-gambar para Buddha, Bodhisattva, Pratyekabuddha, atau
Raja Cakravartin dan sebagainya, mereka akan memperoleh kebahagiaan yang tak
terbatas dan selalu dilahirkan di Surga atau di dunia manusia untuk menikmati
pahala besar mereka. Akan tetapi, jika jasa-jasa yang mereka peroleh itu
semuanya disalurkan kepada para makhluk hidup di alam semesta atau Dharmadhatu,
maka pahala yang akan mereka peroleh nanti sungguh besar sekali tidak terbayangkan.
Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa
yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi, mendapatkan Sutra
Mahayana atau mendengarkan satu Gatha atau satu perkataan dari Sutra itu, lalu
timbul rasa hormat untuk memuji-Nya dengan khidmat atau berdana dengan mencetak
dan menyebarluaskan Sutra tersebut, maka orang yang berbudi ini akan memperoleh
pahala besar sekali. Jika jasa-jasa tersebut disalurkan kepada para makhluk di
alam semesta, maka mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa dan tak
terbayangkan.
Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa
yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi, bertemu dengan stupa,
vihara, atau menemukan Sutra Mahayana dan sebagainya yang masih baru dan utuh,
lalu mereka memuja, memelihara, atau menghormati dengan sujud; Atau penemuan
mereka itu sudah lama, lapuk, dan rusak, kemudian diperbaiki hingga utuh baik
kembali; Hal mana dilakukan sendiri atau beramai-ramai dengan orang lain, maka
putra putri yang berbudi itu akan mendapat kesempatan berupa tiga puluh kali
kelahiran sebagai raja kecil. Jika pekerjaan yang mulia ini dikerjakan oleh
seorang Danapati, maka ia akan menjadi seorang Raja Cakravartin dan selalu
dengan kebaikan-kebaikan membimbing para raja kecil.
Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa
yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi, pernah beramal dengan
berdana atau memuja, atau memperbaiki stupa, vihara, kitab berisi Sutra-sutra,
sekalipun akar kebaikan yang ditanamkan ini hanya seujung rambut, sebutir debu
atau pasir, atau setetes air, dan jasa-jasanya disalurkan kepada makhluk hidup
di alam semesta atau Dharmadhatu, mereka akan menikmati pahalanya hingga
ratusan ribu kelahiran. Akan tetapi jika jasa-jasanya disalurkan kepada sanak
saudaranya atau saudaranya sendiri atau dirinya sendiri saja, pahala yang akan
dinikmati hanya tiga kali kelahiran. Janganlah melepas pahala yang maha besar
dengan mendapatkan pahala yang kecil. Demikianlah Yang Arya Ksitigarbha, hukum
berdana itu sangat menakjubkan!"
11. Dewa Bumi Sang Prthivi Pelindung Dharma
Ketika itu Dewa Bumi Sang Prthivi berkata
kepada Sang Buddha, "Yang Arya Bhagavan yang termulia, sejak dahulu kala
Aku menghormat dan memuja Bodhisattva Mahasattva yang tak terbilang banyaknya.
Mereka semua memiliki kesaktian dan kebijakan yang tak terkirakan dalam usaha
menyelamatkan umat manusia dari penderitaan. Sungguh pun demikian, dibandingkan
dengan Bodhisattva Mahasattva yang lain, kiranya hanya Ksitigarbha Bodhisattva
Mahasattva saja yang memiliki Pranidhana yang dalam dan luhur.
Yang Arya Bhagavan yang termulia,
Ksitigarbha Bodhisattva ini mempunyai Hetupratyaya terhadap umat Jambudvipa.
Sebagaimana halnya dengan Manjusri, Samantabhara, Avalokitesvara, dan Maitreya
Bodhisattva, mereka pun menjelmakan dirinya ratusan ribu bentuk untuk menolong
makhluk yang berada dalam Sad Gatya kehidupan. Namun demikian janji suci mereka
terbatas. Hanya Ksitigarbha Bodhisattva dalam menyelamatkan semua makhluk dalam
Sad Gatya kehidupan memberikan janji suci-Nya yang luas tak terbatas. Jika
dihitung dengan Kalpa, bagaikan ratusan ribu Koti butiran pasir sungai Gangga.
Yang Arya Bhagavan yang termulia, menurut
pendapat-Ku, umat manusia yang berada di masa sekarang atau yang akan datang,
apabila mereka dapat menyediakan satu tempat yang bersih di sebelah Selatan
dalam rumahnya, kemudian membuat ruang dari tanah, batu, bambu, atau kayu, dan
meletakkan rupang Ksitigarbha Bodhisattva yang terbuat dari emas atau perak
atau tembaga atau besi. Tiap hari agar dihormati dan dipuja dengan dupa, sambil
memuliakan nama-Nya dan jasa-jasa-Nya. Tempat pemukiman pemuja itu akan menjadi
selamat sentosa dan mendapatkan sepuluh keuntungan:
1. Tanah atau kebunnya menjadi subur, akan
menghasilkan panen yang melimpah.
2. Sekeluarga akan sehat selalu, rumahnya aman
tentram.
3. Leluhurnya, orang tua dan keluarganya yang
almarhum akan dilahirkan di Surga.
4. Keluarga yang masih ada akan mendapatkan
keberuntungan dan panjang usia.
5. Segala permohonan akan terpenuhi.
6. Terhindar dari musibah banjir dan kebakaran.
7. Terhindar dari kerugian dan pemborosan,
selalu tercukupi.
8. Tidak ada mimpi buruk mengganggu.
9. Selalu dilindungi para Dewa Bumi dan Dewa
Surga.
10. Selalu bertemu dan dibantu para suciwan yang
bijak hingga si pemuja mudah mencapai Kebodhian.
“Yang Arya Bhagavan yang termulia, pada
masa yang akan datang atau masa sekarang, jika para umat dapat membuat altar
Ksitigarbha Bodhisattva dan rajin mengadakan puja bhakti di depan rupang-Nya,
si pemuja akan memperoleh sepuluh keuntungan yang tersebut di atas!”
"Yang Arya Bhagavan yang
termulia," Sang Prthivi melanjutkan kata-kata-Nya, "Pada masa yang
akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi, tersedia Sutra suci ini
serta gambar atau rupang Ksitigarbha Bodhisattva dalam rumahnya, dan mereka
rajin mengadakan puja bhakti kepada Beliau serta rajin membaca Sutra-Nya, si
pemuja ini akan Ku-lindungi siang malam dengan daya Prabhava-Ku, sehingga
terhindar dari musibah banjir dan kebakaran, pencurian, dan perampokan. Semua
kejadian yang malang besar dan kecil akan musnah sama sekali!"
Sang Buddha bersabda kepada Sang Dewa Bumi
Prthivi, "Engkau memiliki daya maha Prabhava yang jarang dimiliki oleh
para Dewa lainnya. Apa sebabnya? Sebab sejauh ini Engkau melindungi seluruh
bumi yang berada di Jambudvipa. Bahkan rumput, pohon, pasir, batu, padi, rami,
bambu, kumpai, palawija, logam, permata, dan lain-lainnya yang berada di bumi
Jambudvipa ini berkat kekuatan-Mu semua menjadi subur, makmur dan sejahtera.
Apalagi Engkau sering menyanjung dan memuji jasa-jasa dan kebajikan Ksitigarbha
Bodhisattva. Sungguh jasa-jasa-Mu, daya Prabhava-Mu melampaui para Dewa Bumi
ratusan ribu kali lipat. Jika di masa yang akan datang terdapat putra putri
yang berbudi, melakukan puja bhakti dengan khidmat kepada Ksitigarbha
Bodhisattva serta rajin membaca Sutra-Nya, juga yang setia melakukan ibadat
berdasarkan Sutra Ksitigarbha ini, Engkau harus melindungi semuanya dengan daya
Maha Prabhava-Mu. Sehingga mereka terhindar dari segala macam bencana. Segala
hal-hal yang tidak menyenangkan, jangan sampai terdengar oleh mereka hingga
mereka bingung, apalagi menyebabkan mereka menderita. Bukan saja Engkau seorang
diri harus melindungi mereka, tapi juga Raja Sakra, Raja Maha Brahmana, dan
para Dewata beserta keluarganya dari berbagai Surga harus membantu melindungi
mcreka. Mengapa demikian? Sebab mereka dengan hati sujud tulus ikhlas memuja
Ksitigarbha Bodhisattva, dengan rajin membaca Sutra-Nya dan melakukan ibadat
menurut Sutra-Nya. Dengan sendirinya mereka akan terbebaskan dari lautan
penderitaan dan mencapai kebahagiaan Nirvana. Itulah sebabnya mereka perlu
dilindungi."
12. Manfaat dari Melihat dan Mendengar
Pada saat itu di puncak kepala Sang Buddha
Sakyamuni tiba-tiba keluar ratusan ribu Koti Maha Umasaprabha (Umakesahprabha),
yakni berjenis-jenis sinar berupa rambut yang bercahaya dan berwarna, warnanya
seperti 'Sinar Putih' dan 'Maha Sinar Putih'; 'Sinar Bahagia' dan 'Maha Sinar
Bahagia'; Sinar Mutiara' dan 'Maha Sinar Mutiara'; 'Sinar Lembayung' dan 'Maha
Sinar Lembayung'; 'Sinar Nila' dan 'Maha Sinar Nila'; 'Sinar Biru' dan 'Maha
Sinar Biru'; 'Sinar Merah' dan 'Maha Sinar Merah'; 'Sinar Hijau' dan 'Maha
Sinar Hijau'; 'Sinar Emas' dan 'Maha Sinar Emas'; 'Sinar Awan Bahagia' dan
'Maha Sinar Awan Bahagia'; 'Sinar Roda Seribu' dan 'Maha Sinar Roda Seribu';
'Sinar Roda Permata' dan 'Maha Sinar Roda Permata'; 'Sinar Roda Surya' dan
'Maha Sinar Roda Surya'; 'Sinar Roda Candra' dan 'Maha Sinar Roda Candra';
'Sinar Istana Surga' dan 'Maha Sinar Istana Surga'; 'Sinar Sagara Megha' dan
'Maha Sinar Sagara Megha', serta sinar-sinar lainnya.
Setelah sinar tersebut berhenti keluar
dari atas kepala Sang Buddha Sakyamuni, kemudian disusul oleh suara merdu dan
bunyinya amat harmonis langsung mengumandangkan kabar baik kepada para hadirin
serta para Dewa, Naga, delapan kelompok makhluk, Kinnara, dan lain-lain.
"Dengarlah hadirin yang berbahagia,
hari ini Aku berada di Istana Trayastrimsa dalam pertemuan agung, memuji
Ksitigarbha Bodhisattva yang selalu memberikan manfaat kepada Dewa dan manusia
dengan segala cara yang trampil serta usaha-usaha berfaedah lainnya yang tak
terbayangkan. Dengan cara Vikramaryahetu (memuliakan nama Buddha), dengan
peningkatan kesadaran agung (Dasabhumaya), dan akhirnya mencapai Anuttara
Samyaksambodhi."
Saat sabda Sang Buddha selesai, tiba-tiba
seorang Bodhisattva Mahasattva yang bernama Avalokitesvara bangkit dari
tempat-Nya, lalu bersujud dengan merangkapkan kedua telapak tangan-Nya kepada
Sang Buddha seraya berkata, "Yang Arya Bhagavan yang termulia, Ksitigarbha
Bodhisattva sungguh memiliki jiwa yang maha welas asih, mengasihani semua umat
yang menderita dengan menjelmakan diri-Nya hingga jutaan tubuh muncul dalam
jutaan dunia untuk menolong mereka. Jasa-jasa-Nya terlampau agung untuk
disebutkan, begitu pula daya Maha Prabhava-Nya sangat luar biasa tak
terkirakan. Aku telah mendengar Yang Arya Bhagavan dan para Buddha yang tak
terbilang banyaknya dari sepuluh penjuru dunia bersama-sama memuji dan
menyanjung Ksitigarbha Bodhisattva, karena jasa-jasa Beliau yang demikian
agung, mulia tak terkirakan. Sekalipun para Buddha di masa lampau, masa
sekarang dan masa yang datang memuji jasa-jasa-Nya, tak akan habis diceritakan,
Yang Arya Bhagavan yang termulia, seperti Bhagavan ungkapkan terdahulu, bahwa
Bhagavan beserta para hadirin ingin memuji dan menyanjung jasa-jasa Ksitigarbha
Bodhisattva. Demi para makhluk yang berada di masa sekarang dan yang akan
datang, mohon Yang Arya Bhagavan menerangkan jasa-jasa Ksitigarbha Bodhisattva
yang tak terbayangkan itu agar para Dewa, Naga, kedelapan kelompok makhluk
dapat menghormati dan mendapatkan kebahagiaan."
Sang Buddha bersabda kepada Avalokitesvara
Bodhisattva, "Engkau mempunyai Maha Hetupratyaya dengan makhluk di dunia
Saha, baik Dewa, Naga, lelaki, wanita, maupun makhluk-makhluk suci, hantu,
bahkan makhluk hidup di Sad Gatya. Mereka yang mendengar nama-Mu, melihat
rupang-Mu, mendambakan-Mu, memuja-Mu, tidak akan mundur dari jalan Anuttara
Samyaksambodhi. Mereka akan selalu dilahirkan di Surga, menikmati kebahagiaan yang
tiada taranya sebagai calon Buddha. Kini Engkau telah memiliki jiwa yang Maha
Karuna dan Maha Maitri, mengasihi semua makhluk yang menderita serta Dewa,
Naga, dan kedelapan kelompok makhluk. Sekarang Aku akan menjelaskan kepada-Mu
semua tentang jasa-jasa Ksitigarbha Bodhisattva yang tidak terkirakan itu.
Dengarkanlah baik-baik, Aku akan memulai!"
"Yang Arya Bhagavan yang termulia,
ceritakanlah, kami telah siap mendengarkan dengan baik!"
Sang Buddha bersabda kepada Avalokitesvara
Bodhisattva, "Pada masa sekarang atau yang akan datang, di berbagai dunia,
jika terdapat Dewa yang akan habis masanya, akan timbul lima gejala buruk yang
dapat mengakibatkan terjerumus ke alam kesengsaraan. Para Dewa semacam ini baik
lelaki maupun wanita, jika mendapatkan gejala semacam itu, lalu mereka dapat
kesempatan melihat gambar atau rupang Ksitigarbha Bodhisattva, atau hanya
dengan mendengar nama Beliau, kemudian menghormat kepada Beliau, maka keadaan
buruk para Dewa segera berubah, kebahagiaan Surga akan bertambah, menikmati
kesenangan yang luar biasa dan takkan terjerumus ke alam kesengsaraan
selamanya! Apalagi setelah mereka mengetahui hal ini lalu mereka mengadakan
puja bhakti kepada Ksitigarbha Bodhisattva dengan mempersembahkan
bunga-bungaan, pakaian, makanan, minuman, berbagai permata untaian ratna
manikam, dan sajian-sajian lainnya. Maka jasa dan kebajikan yang akan diperoleh
tidak terhingga.
Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa
sekarang atau yang akan datang, terdapat makhluk dalam enam jalur kehidupan di
berbagai dunia ini akan berakhir masa kehidupannya, lalu dapat mendengar nama
Ksitigarbha Bodhisattva, maka umat tersebut akan terbebaskan dari tiga alam
kesengsaraan! Apalagi jika saat umat tersebut akan meninggal dunia, orang
tuanya atau sanak keluarganya membuatkan sebuah gambar atau rupang Ksitigarbha
dengan harta benda almarhum dengan demikian almarhum akan dilahirkan di Surga.
Atau umat tersebut telah lama mengidap penyakit, namun belum meninggal dunia,
mendapat kesempatan mendengar dan melihat sanak keluarganya sedang menggunakan
harta bendanya untuk membuat atau melukis gambar Ksitigarbha Bodhisattva
sebagai amal bhakti si penderita, jika sekiranya si penderita akan menerima
hukuman Karmanya dan mendapatkan penyakit berat, berkat jasa yang diperbuatnya
itu si sakit akan berangsur-angsur sembuh dan umurnya akan bertambah panjang.
Tapi sebaliknya, jika si penderita tersebut telah sampai saatnya untuk menerima
segala kesalahan dan Karma buruknya, kini berkat jasanya membuat atau melukis
gambar Ksitigarbha Bodhisattva, maka almarhum akan dilahirkan di Surga untuk
menikmati kebahagiaannya dan segala Karma buruk yang dimilikinya akan musnah!
Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa
yang akan datang, terdapat seorang pria atau wanita, ketika mereka masih bayi menyusui,
atau baru berumur tiga tahun, atau lima tahun atau masih di bawah sepuluh
tahun, orang tuanya atau adik kakaknya telah meninggal dunia, kini mereka telah
dewasa dan selalu merindukan orang tuanya atau adik kakaknya namun mereka tidak
tahu di alam mana orang tuanya atau adik kakaknya berada. Akan tetapi, jika si
yatim piatu dapat membuat atau melukis gambar Ksitigarbha Bodhisattva atau
hanya mendengar nama Beliau, lalu mengadakan puja bhakti selama satu sampai
tujuh hari dengan setia meskipun almarhum seharusnya menerima hukuman berat
atas Karmanya dulu, terjerumus ke alam kesengsaraan berkalpa-kalpa, kini berkat
telah dibuatkan jasa-jasa yang demikian agung, maka almarhum tersebut, baik
adik kakaknya maupun kedua orang tuanya, segera terbebaskan dari alam
kesengsaraan itu dan dilahirkan di Surga untuk menikmati kebahagiaannya!
Jika seandainya almarhum telah lama
dilahirkan di Surga atau dunia manusia, karena berkat Karma baik yang pernah
diperbuat semasa hidupnya, kini karena mendapat tambahan jasa dari si yatim
piatu itu kebahagiaannya akan semakin bertambah. Kesenangan yang dinikmati tak
terbatas. Jika si yatim piatu itu dengan sujud memuja Ksitigarbha Bodhisattva
selama tiga hari atau tujuh hari penuh terus menerus dengan menyebut nama
Beliau hingga sepuluh ribu kali, maka Beliau akan menjelma menjadi sebuah tubuh
yang maha besar tanpa batas (Anantayakaya) untuk menemui dan mengabarkan kepada
si yatim piatu di mana dilahirkan keluarganya itu atau Beliau dengan daya Maha
Prabhava datang dalam mimpi si yatim piatu dan mengajaknya pergi menengok
keluarganya ke berbagai dunia. Jika umat tersebut setelah menengok keluarganya,
dan ia amat rajin menyebut nama Beliau tiap hari sebanyak seribu kali hingga
seribu hari terus menerus tanpa berhenti, maka Ksitigarbha Bodhisattva akan
memerintahkan Dewa Bumi di tempat ia tinggal untuk melindunginya seumur hidup.
Kehidupannya masa sekarang amat sejahtera, cukup sandang pangan, tiada penyakit
atau penderitaan. Segala kemalangan takkan dapat masuk ke dalam rumahnya, apalagi
mengganggu dirinya. Karena rajinnya melaksanakan ibadat, akhirnya ia akan
tercatat oleh Ksitigarbha Bodhisattva sebagai calon Buddha."
"Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, Sang
Buddha melanjutkan, "Pada masa yang datang, jika terdapat seorang pria atau
putri yang berbudi, berhasrat mengembangkan Bodhicitta-nya untuk menolong umat
manusia dari penderitaan, ingin mencapai Anuttara Samyaksambodhi, ingin
membebaskan dirinya dari Triloka supaya terlahir di alam Buddha, asalkan mereka
melihat rupang Ksitigarbha Bodhisattva atau mendengar nama-Nya, lalu berlindung
kepada-Nya dengan sepenuh hati dan mengadakan puja bhakti dengan persembahan
dupa, bunga-bungaan, permata, makanan dan minuman, maka cita-cita umat berbudi
itu akan berhasil sempurna tiada kekurangan suatu apapun!
Lagi, Yang Arya Avalokitesvara jika di
masa yang akan datang, terdapat seorang pria atau wanita yang berbudi,
berhasrat mewujudkan cita-citanya, usahanya yang banyaknya tak terbilang pada
masa sekarang dan yang akan datang, mereka hanya perlu berlindung kepada
Ksitigarbha Bodhisattva dengan mengadakan puja bhakti, memuliakan nama-Nya
serta jasa-jasa-Nya. Dengan demikian segala permintaan dan cita-citanya akan
terkabulkan sepenuhnya. Jika umat tersebut memohon lebih lanjut kepada
Ksitigarbha Bodhisattva yang maha welas asih untuk melindungi mereka
selama-lamanya, Ksitigarbha Bodhisattva akan datang dalam mimpinya, menghibur
dan mencatat mereka sebagai calon Buddha.
Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, "Pada
masa yang akan datang, jika terdapat seorang putra atau putri yang berbudi,
sangat menghargai Sutra-sutra Mahayana dan menyatakan tekadnya untuk
mempelajari dan mendalami Sutra-sutra tersebut dengan bantuan seorang guru yang
mahir, supaya segala yang dipelajarinya dapat diingat selalu tidak terlupakan
namun segala yang dipelajarinya selalu terlupakan berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun, tidak juga dapat mengingat-ingat apa yang telah dipelajarinya;
Ini semua dikarenakan umat tersebut mempunyai Karma buruk di masa yang lampau
yang belum terhapuskan. Oleh karena itu mereka takkan dapat mengerti
Sutra-sutra Mahayana yang dipelajarinya sehingga tidak mendapatkan faedah
apa-apa. Umat semacam ini jika mendengar nama atau melihat rupang Ksitigarbha
Bodhisattva lalu dengan sujud dan tulus hati menyatakan penyesalannya atas
segala kejadian yang dialaminya dan mengadakan puja bhakti kepada Ksitigarbha
Bodhisattva dengan mempersembahkan dupa, bunga-bungaan, pakaian, barang-barang
berharga, dan sebagainya. Pada saat pemujaan akan dimulai, sediakanlah segelas air
bersih dan letakkan di altar-Nya. Setelah selang satu hari satu malam, si
pemuja menghormat Ksitigarbha Bodhisattva dengan merangkapkan kedua telapak
tangan dan kemudian minumlah air tersebut dengan muka menghadap ke selatan
dengan rasa khidmat. Setelah itu pantang makan sayur yang berbau, daging dan
alkohol, juga pantang campur dengan perempuan, berdusta, membunuh selama tujuh
hari tujuh malam atau dua puluh satu hari. Putra putri yang berbudi tersebut
dalam mimpinya akan bertemu dengan Ksitigarbha Bodhisattva dalam bentuk
Anantayakaya dan mereka menerima Abhisecani (pemercikan air suci di kepala,
wisuda). Setelah mereka bangun dari tidurnya, akan terasa ke-enam inderanya
menjadi demikian tajam luar biasa. Sejak itu Sutra-sutra yang dipelajarinya,
baik dengan membacanya maupun mendengarnya selalu akan teringat dan takkan
terlupakan selama-lamanya.
Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa
yang akan datang, jika terdapat umat manusia yang selalu mengalami kekurangan
sandang pangan meskipun mereka berjuang, atau yang terus berpenyakitan,
kehidupannya tidak cerah, atau keluarganya sering mendapat malapetaka,
terpencar berpisahan, atau anggota keluarganya sering mengalami berbagai
musibah, atau sering merasa ketakutan di waktu tidur hingga batinnya tidak merasa
tenang. Umat yang semacam ini apabila mereka mendengarkan nama atau melihat
rupang Ksitigarbha Bodhisattva, lalu memberi hormat kepada Beliau serta
menyebut nama-Nya, setelah ucapannya genap sepuluh ribu kali, hal-hal yang
tidak menyenangkan itu akan lenyap secara berangsur-angsur. Dan sejak itu rumah
mereka akan aman tenteram, sandang pangan akan berkecukupan, dalam tidur pun
mereka akan merasakan ketenangan, tiada lagi mimpi buruk yang mengganggu, dan
hidup mereka akan terasa aman tenteram.
Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa
yang akan datang, jika terdapat seorang putra atau putri yang berbudi, karena
mencari penghidupan, atau karena keperluan umum atau pribadi, atau karena
kelahiran atau kematian, atau karena keperluan lain-lainnya yang mendesak,
membuat mereka harus naik gunung turun gunung, masuk hutan keluar hutan;
Menempuh sungai dan laut, bahkan perjalanan yang sangat berbahaya, maka umat
tersebut perlu sebelumnya menyebut nama Ksitigarbha Bodhisattva sepuluh, ribu
kali. Dengan demikian ke mana pun umat tersebut pergi, akan selalu dilindungi
oleh para Malaikat bumi. Baik mereka sedang berdiam diri, duduk, tidur, atau
berjalan, mereka akan aman tenteram. Sekalipun mereka bertemu dengan harimau,
srigala, singa, dan binatang berbisa lainnya, semuanya takkan dapat
mencelakakannnya."
Sang Buddha bersabda kepada Avalokitesvara
Bodhisattva, "Ksitigarbha Bodhisattva mempunyai hubungan batin yang erat
dengan umat Jambudvipa. Jika ingin menceritakan jasa-jasa Beliau dalam
usaha-Nya menyelamatkan umat manusia selengkapnya, sekalipun harus menghabiskan
waktu sebanyak ratusan ribu Kalpa, takkan kunjung habis juga. Oleh karena itu
Yang Arya Avalokitesvara, sebar luaskanlah Sutra ini dengan daya Maha
Prabahva-Mu, agar semua umat di dunia Saha dapat menikmati kebahagiaan Dharma
untuk selama-lamanya."
Ketika itu Sang Buddha mengucapkan sebuah
Gatha:
Kekuatan Ksitigarbha
Bodhisattua sungguh luar biasa.
Mengisahkannya jutaan
Kalpa pun tak kunjung habis!
Mendengar, melihat, dan
menghormat-Nya sesaat saja.
Manfaatnya bagi Dewa dan
manusia tak terbatas!
Baik pria, wanita.
maupun Dewa, Naga.
Yang akan terjerumus ke
alam sengsara karena saatnya tiba.
Berkat berlindung kepada
Ksatria Sejati setulus hati.
Usia bertambah, Karma
berat pun lenyap musnah!
Semasa kecil kehilangan
cinta kasih ayah bunda,
Entah mereka berada di
alam mana,
Kakak adik serta sanak
keluarga.
Sejak lahir tak mengenal
satu sama lain.
Dengan melukis gambar
Ksatria Sejati,
Menghormat, memuja
setulus hati,
Tiga atau tujuh hari
memuliakan nama-Nya,
Beliau menampakkan tubuh
Anantayakaya!
Menunjukkan tempat sanak
keluarganya berada.
Sekalipun telah
terjerumus ke alam sengsara,
Dapat ditolong-Nya
terbebas dari derita!
Jika saja setia percaya
teguh tak tergoyahkan,
Kelak pasti akan
tercatat sebagai calon Buddha!
Jika ingin mencapai
Anuttara Samyaksambodhi,
Hingga terbebaskan dari
penderitaan Triloka,
Setelah tumbuh
Bodhicittanya.
Hormat dan pujalah dulu
Ksatria Sejati ini,
Segala cita-cita segera
akan terkabul,
Tiada lagi Karma
penghalang,
Menuju Kesadaran Agung!
Ada orang berhasrat
mengkaji Sutra Mahayana,
Ingin menyeberangkan
umat ke Pantai Bahagia,
Meskipun tekad ini besar
tidak terperikan,
Tiap menghafal
terlupakan, waktu terbuang percuma,
Karena Karma buruk
terdahulu sebelum terhapuskan,
Tak teringat sebait
Gatha sekata Sutra.
Puja bhakti kepada
Ksitigarbha Bodhisattva,
Dengan dupa, bunga.
busana, makanan. minuman, serta barang berharga.
Letakkan secawan air
bersih di altar Ksatria Sejati,
Satu hari satu malam
kemudian minumlah dengan khidmatnya,
Setelah itu pantang
daging, alkohol, dusta, dan wanita.
Dua puluh satu hari
jangan membunuh sesama makhluk,
Sepenuh hati, kenang
Ksatria Sejati.
Dalam mimpi akan
berjumpa Ksitigarbha Bodhisattva Anantayakaya.
Bangun dari mimpi keenam
indera jernih bersih,
Sutra, Buddha Dharma
tertanam dalam sanubari abadi,
Daya Prabhava
Ksitigarbha tidak terlukiskan.
Membuat orang demikian
bijak dan bestari.
Umat yang menderita miskin papa lagi berpenyakit,
Kediamannya buruk
sekali, keluarganya meninggalkan pergi,
Atau selalu ketakutan di
dalam mimpi,
Begitu pula mengalami
kegagalan ekonomi,
Pujalah Sang Ksitigarbha
sepenuh hati,
Berangsur penderitaan
akan lenyap sama sekali,
Mimpi yang buruk takkan
mengganggu lagi,
Sandang pangan cukup
selalu dilindungi Makhluk Suci yang berbudi!
Jika harus mendaki
gunung menuruni lembah,
masuk hutan rimba,
mengarungi lautan lepas,
Bertemu satwa buas lagi
dihadang orang jahat,
Atau datang lagi Setan,
Iblis serta badai ganas,
Segala rintangan dan
berbagai penderitaan,
Ingatlah Ksitigarbha
Bodhisattva sebelum berangkat,
Pujalah Beliau dengan
tulus ikhlas penuh khidmat,
Meskipun berada dalam
kesulitan maha luar biasa,
Sekejap sirna lenyap
semua berkat Buddha Dharma.
Dengarlah baik-baik, Yang Arya
Avalokitesvara!
Daya Prabhava Ksitigarbha Bodhisattva tak terperikan,
Menyelamatkan umat
manusia tak terbilangkan!
Jutaan Kalpa dikisahkan
tidak akan habis.
Sebarkanlah Maha
Pranidhana Beliau ke seluruh alam semesta!
Bila terdapat umat yang dapat mendengar nama-Nya,
Melihat rupang-Nya,
memuja dengan dupa, bunga, pangan, dan jubah,
Akan menikmati pahalanya
hingga jutaan masa!
Bila jasa-jasa pemujaan
disalurkan kepada makhluk hidup,
Akan terbebaskan dari
penderitaan kelahiran dan kematian.
Mencapai tepian Nirvana
- menjadi Buddha.
Oleh karena itu Yang
Arya Avalokitesvara,
Ketahuilah Ksitigarbha
Bodhisattva demikian Maha Welas Asih-Nya.
Demikan besar tekad-Nya,
Maha Prabhava tidak terlukiskan.
Sampaikan ini semua kepada makhluk hidup
yang berada di berbagai dunia yang
berada di berbagai dunia yang banyaknya bagaikan butiran pasir sungai Gangga.
Agar mereka semua mengetahui dan percaya sedalam-dalamnya sehingga memperoleh Kebahagiaan Dharma yang sejati!
berada di berbagai dunia yang banyaknya bagaikan butiran pasir sungai Gangga.
Agar mereka semua mengetahui dan percaya sedalam-dalamnya sehingga memperoleh Kebahagiaan Dharma yang sejati!
13. Amanat Sang Buddha kepada Dewa dan manusia
Pada saat itu Sang
Buddha mengangkat tangan emasNya dan menyentuh kepala Ksitigarbha Bodhisattva
seraya bersabda: “Yang Arya Ksitigarbha, Ksitigarbha! Prabhavamu tak
terkatakan, welas asihmu tak terperikan, kebijakanmu tak terlukiskan dan
Pratibhanamu tak tertandingi. Para Buddha di 10 penjuru dunia semuanya memuji
dan menyanjung daya kebajikan yang engkau miliki tiada taranya, sekalipun
menceritakannya hingga jutaan kalpa, tak akan kunjung habis!”
“Yang Arya
Ksitigarbha, Ksitigarbha! Camkanlah, bahwa aku hari ini berada di istana
Trayastrimsa, dalam pertemuan agung antara ratusan ribu koti Buddha,
Bodhisattva Mahasattva, Dewa, Naga, kedelapan kelompok makhluk, untuk kesekian
kalinya aku menyampaikan pesan kepada Engkau, bahwa para Dewa, manusia serta
makhluk lainnya yang belum terbebaskan dari Triloka, agar mereka tidak
terjerumus ke dalam alam kesengsaraan barang satu hari satu malam juga, apa
lagi terjerumus ke dalam Neraka Pancanantarya atau Avici yang membuat mereka
menderita ribuan juta kalpa dan takkan dapat membebaskan diri selamanya.”
“Yang Arya
Ksitigarbha, umat Jambudvipa sifat tabiatnya dan kemauannya tidak menentu,
wataknya lebih mudah mengarah kepada keburukan-keburukan. Sekalipun mereka
telah menyatakan keinginan baiknya, tak lama kemudian mereka berubah. Tapi jika
mereka bertemu dengan keburukan-keburukan, hal itu akan cepat berkembang
menjadi subur. Oleh karena itu aku menjelmakan diriku menjadi ratusan ribu koti
banyaknya dan menuruti kodrat mereka masing-masing, lalu membebaskan mereka
dari kesengsaraan.”
“Yang Arya
Ksitigarbha, hari ini aku dengan kesungguhan hati menyampaikan pesan kepada
engkau, jika pada masa yang akan datang terdapat Dewa, manusia serta
putra-putri yang berbudi menanamkan kebaikan dalam Buddha Dharma sedikit saja,
seperti seujung rambut, sebutir debu, sebutir pasir, dan setetes air, maka
lindungilah mereka dengan bodhicitta agar mereka maju terus di atas jalan
Dharma dan pantang mundur.”
“Lagi, Yang Arya
Ksitigarbha, pada masa yang akan datang jika terdapat seorang Dewa atau
manusia, karena masanya sudah habis akan menerima karmanya terjerumus ke dalam
alam kesengsaraan, atau ketika akan terjatuh ke dalam Neraka, tiba tiba
teringat akan Buddha, jika umat tersebut dapat menyebut salah satu nama Buddha
atau Bodhisattva atau sebait Gatha sebaris Sutra, maka umat tersebut harus
diselamatkan dengan kesaktianmu dan dengan segala kemudahan-kemudahan.
Nampakkanlah diri Anantayakaya-mu di sisi pintu Neraka tempat umat tersebut
berada dan hancurkan lenyapkan sekali Neraka itu, selanjutnya upayakan agar
umat yang telah sadar itu dilahirkan di Surga untuk menikmati kebahagiaan
sejahtera.”
Ketika itu Sang Buddha
mengucapkan Gatha: “Dewa manusia di masa yang akan datang, Ku serahkan kepada
engkau dengan penuh keyakinan, Selamatkan mereka dengan Daya Maha Prabhava,
Sekali-kali jangan ada yang terjerumus ke salah satu alam kesengsaraan.
Saat itu Ksitigarbha
Bodhisattva Mahasattva menghormat dengan merangkapkan kedua belah tangannya
seraya berkata: “Yang Arya Bhagavan termulia, jangan kuatir akan masalah
tersebut. Pada masa yang akan datang jika terdapat seorang pria atau wanita
yang berbudi, asalkan terbit rasa hormat dalam Buddha Dharma, aku akan
menolongnya dengan segala kemudahan-kemudahan agar umat tersebut terbebaskan
dari lautan dukkha mencapai pantai bahagia. Apalagi jika mereka itu telah
banyak mengetahui kebaikan-kebaikan dan selalu melaksanakannya dalam
peribadatannya. Sudah pasti mereka akan mencapai Anuttara Samyak Sambodhi dan
pantang mundur.”
Ketika Ksitigarbha
Bodhisattva berkata demikian, tiba-tbia seorang Bodhisattva bernama Akasagarbha
bangkit dari tempat duduknya lalu bersujud kepada Sang Buddha sambil berkata:
“Yang Arya Bhagavan yang termulia, sejak aku berada di istana Trayastrimsa ini
mendengarkan Sang Bhagavan memuji dan menyanjung kesaktian Ksitigarbha
Bodhisattva yang amat menakjubkan itu sungguh tak terperikan. Jika pada masa
yang akan datang terdapat seorang pria atau wanita serta Dewa, Naga mendengar
akan Sutra ini dan nama Ksitigarbha, lalu memberi hormat kepada bodhirupangnya
dengan mengadakan puja bhakti. Dengan demikian berapa banyak manfaat yang akan
diperoleh? Mohon Sang Bhagavan sudi menguraikan kepada kami sekalian serta para
umat yang berada di di masa sekarang dan yang akan datang.”
Sang Buddha bersabda
kepada Akasagarbha Bodhisattva: “Dengarlah baik-baik, Yang Arya Akasagarbha,
akan kuuraikan satu persatu kepada kamu sekalian. Pada masa yang akan datang,
jika terdapat seorang pria atau wanita yang berbudi, melihat gambar Ksitigarbha
Bodhisattva dan mendengar sutra ini lalu memuja Beliau dengan dupa, bunga,
makanan, minuman, jubah permata dan sebagainya. Atau menghormati Beliau dengan
memuji jasa-jasaNya dan memuliakan namaNya. Maka putra-putri yang berbudi
tersebut akan memperoleh 28 macam manfaat sebagai berikut:
1.
Selalu dilindungi Dewa, Naga, 8 asta
Gatya, selamat sentosa.
2.
Jasa-jasa dan kebajikan makin bertambah.
3.
Terkumpulkan benih kebaikan dari Buddha
Dharma.
4.
Tidak mundur dari jalan Anuttara Samyak
sambodhi.
5.
Cukup sandang pangan.
6.
Terhindar dari segala musibah dan wabah
penyakit.
7.
Terhindar dari banjir dan kebakaran.
8.
Terbebas dari pencurian dan perampokan.
9.
Selalu disegani orang.
10.
Selalu mendapat dukungan dan bantuan
dari para makhluk suci.
11.
Yang wanita akan dapat menjadi pria pada
kehidupan yang akan datang.
12.
Dapat dilahirkan sebagai putri raja atau
bangsawan Mendapatkan paras muka yang cantik elok disukai orang dimana-mana.
13.
Selalu dapat kesempatan dilahirkan
dialam surga.
14.
Akan lahir sebagai raja atau kepala
negara.
15.
Dapat mengetahui kehidupan di masa yang
silam.
16.
Cita citanya selalu terkabul.
17.
Keluarganya selalu tentram dan bahagia.
18.
Semua malapetaka lenyap.
19.
Terhindar dari 3 jalur kesengsaraan
(Terlahir dialam neraka, alam hantu, binatang)
20.
Jalan bebas hambatan.
21.
Mimpinya selalu indah.
22.
Leluhurnya ikut terbebas dari belenggu
penderitaan.
23.
Jika leluhurnya pernah menanam kebaikan,
dapat membantunya lahir di surga.
24.
Mendapat pujian para suciwan.
25.
Cerdas tangkas, cekatan dan tajam
pikirannya.
26.
Memiliki jiwa yang welas asih.
27.
Akhirnya akan mencapai ke-Buddha-an.
Sang Buddha
melanjutkan sabdanya: “Lagi, Yang Arya Akasagarbha, apabila para Dewa, Naga,
Malaikat bumi, Malaikat Surga. Para Raja setan, dan pengikutnya, baik yang
berada di masa sekarang maupun di masa yang akan datang, setelah mendengar nama
Ksitigarbha Bodhisattva, lalu mereka memberi hormat kepada bodhirupangnya atau
mereka pernah mendengar kisah suci Beliau, lalu memuji jasa-jasa Beliau serta
menghormatnya dengan tulus iklas, maka mereka akan mendapatkan 7 macam manfaat
sebagai berikut:
1.
Mereka akan cepat meningkat ke alam yang
lebih suci.
2.
Karma buruk yang diperbuat di masa yang
silam akan lenyap.
3.
Selalu dilindungi oleh para Buddha.
4.
Kesadaran Bodhi yang telah dicapai
takkan menyusut.
5.
Kekuatan dan kebajikan makin bertambah.
6.
Memiliki daya pengetahuan di masa silam
dan masa yang akan datang.
7.
Kelak akan menjadi Buddha Ketika hadirin
yang berada dalam pertemua agung serta jutaan Buddha, Bodhisattva Mahasattva,
Dewa, Naga, Delapan Kelompok makhluk dan umat lainnya mendengar Buddha
Sakyamuni menyanjung dan memuji Ksitigarbha Bodhisattva yang memiliki Maha
Prabhava yang tak terperikan. Mereka serentak berseru: “Adbhuta! Adbhuta!
Adbhuta!” (hal itu belum pernah terjadi).
Ketika itu Surga
Trayastrimsa turun hujan berbagai bunga harum semerbak, jubah surga dan ratna
mutu manikam sebagai persembahan puja kepada Sakyamuni Buddha dan Ksitigarbha
Bodhisattva. Juga sebagai tanda terima kasih yang mendalam atas jasa-jasa Sang
Buddha yang telah memberikan khotbah yang tiada ternilai dan penghormatan yang
setinggi-tingginya kepada Ksatria Sejati Ksitigarbha Bodhisattva.
Kemudian para hadirin
bersama-sama memberi hormat kepada Sang Buddha dengan mengatupkan kedua
tangannya lalu pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar