Minggu, 11 Agustus 2013

Ksitigarbha Bodhisattva Bab ke-3

Ksitigarbha Bodhisattva Bab ke-3
KSITIGARBHA BODHISATTVA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAGIAN KETIGA


10. Perbandingan Jasa-Jasa Berdana
Ketika itu Ksitigarbha Bodhisattva berkat Prabhava Sang Buddha bangkit dari tempat duduk-Nya dan bersujud di hadapan Sang Buddha seraya berkata, "Yang Arya Bhagavan yang termulia! Menurut pengamatan-Ku umat manusia yang telah mengamalkan jasanya dengan berdana, mendapatkan pahala yang berlain-lainan. Ada yang menikmati kebahagiaan hanya satu kali kehidupan, ada yang sampai sepuluh kali, bahkan sampai ratusan dan ribuan kali. Mengapa perbedaannya demikian jauh? Mohon Sang Bhagavan sudi menerangkan sebabnya kepada kami."
Sang Buddha bersabda kepada Ksitigarbha Bodhisattva, "Kebetulan Kita semua berada dalam pertemuan agung Istana Trayastrimsa, Aku akan menjelaskan bagaimana umat di Jambudvipa itu berdana serta perbedaan dan perbandingan jasa-jasa besar kecil yang dihasilkan. Dengarkanlah baik-baik, Aku akan mulai."
Ksitigarbha Bodhisattva kemudian berkata kepada Sang Buddha, "Katakanlah Oh, Bhagavan. Sungguh, hal itu masih meragukan, Aku ingin mengetahui apa sebabnya."
Sang Buddha bersabda kepada Ksitigarbha Bohisattva, "Seperti diketahui, bahwa di dunia Jambudvipa itu terdapat banyak raja-raja, menteri-menteri, dan pegawai negeri, Maha Grhapati, Maha Ksatria, Maha Brahmana, dan sebagainya. Seandainya mereka bertemu dengan umat yang miskin merana, bahkan bertubuh cacat, bisu, tuli, buta dan sebagainya, bila ketika mereka hendak berdana, mereka bisa bersikap ramah, disertai senyuman memberikan sedekah itu dengan tangan sendiri atau menyuruh orang melakukannya dengan lemah lembut, maka pahala yang akan diperoleh sang raja atau menteri dan lain-lainnya itu akan sama banyaknya dengan berdana kepada Buddha yang banyaknya bagaikan butiran pasir ratusan sungai Gangga!
Mengapa pahala yang diperoleh mereka demikian besarnya? Disebabkan karena sang raja, para menteri, dan sebagainya dengan jiwa yang welas asih memberikan dananya kepada para umat yang hina dina serta cacat tubuh, maka mereka memperoleh imbalan yang demikian agung, hingga ratusan ribu kelahiran memiliki Saptaratna yang sempurna, apalagi sandang dan pangan!
Ada lagi, Yang Arya Ksitigarbha, seandainya para raja dan Brahmana yang berada di masa yang akan datang, jika mereka bertemu dengan vihara, stupa, atau Buddharupang, Bodhisattvarupang, Sravakarupang, dan Pratyeka Buddharupang, lalu mereka merawatnya sehingga orang dapat melakukan puja bhakti, pemujaan semacam ini adalah berdana maha besar. Maka para Raja dan sebagainya akan dilahirkan di Surga Trayastrimsa menjadi Raja Sakra dan ia akan menikmati kebahagiaan Surga sampai tiga Kalpa! Jikalau Sang raja tersebut menyalurkan jasa-jasa yang diperolehnya tadi kepada para makhluk yang berada di seluruh Dharmadhatu, maka para raja dan sebagainya ini akan menjadi Maha Brahma Raja selama sepuluh Kalpa!
Ada lagi, Yang Arya Ksitigarbha, seandainya para raja, Brahmana, dan sebagainya bertemu dengan stupa, vihara, gambar Buddha atau Buddharupang, serta Sutra-sutra Buddha sebagai peninggalan jaman dahulu, lalu mereka memperbaiki, memelihara dengan kekuatan sendiri atau dilakukan bersama-sama dengan orang lain hingga ratusan ribu orang, berdana secara demikian itu akan mendapatkan rakhmat Buddha. Maka sang raja dan sebagainya dalam ratusan ribu kelahiran akan menjadi Raja Cakravartin. Sedangkan pembantu lain dalam berdana demikian itu akan menjadi raja kecil. Apalagi jika sang raja serta pembantunya dapat menyalurkan jasa-jasanya kepada semua makhluk hidup, maka mereka akan memperoleh pahala menjadi seorang Buddha, imbalan jasa-jasanya sungguh besar tidak terbayangkan.
Adalagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat para raja serta Brahmana dan sebagainya, bertemu dengan orang tua, yang sakit dan yang melahirkan, sesaat itu merasa iba dan memberikan obat-obatan, makanan, minuman, serta tempat tidur, sehingga mereka merasa selamat sentosa, jasa-jasa seperti ini teramat agung dan tak terkatakan. Dalam masa seratus Kalpa, sang raja dan sebagainya akan menjadi penguasa di Surga Suddhavasa, kemudian dalam masa dua ratus Kalpa mereka akan menjadi penguasa di Sad Karmadhatu dan akhirnya mereka akan menjadi Buddha, tak akan terjerumus ke alam kesengsaraan untuk selama-lamanya, bahkan dalam ratusan ribu kelahiran mereka takkan mendengar suara kesedihan.
Ada lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat para raja serta Brahmana dan sebagainya dapat berdana seperti yang tersebut, mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa, apalagi jika jasa-jasanya disalurkan kepada semua makhluk hidup di alam semesta, baik sedikit maupun banyak, mereka akhirnya akan menjadi Buddha. Apalagi menjadi Raja Cakravartin, Raja Sakra, Raja Maha Brahmana, dan sebagainya. Oleh karena itu Yang Arya Ksitigarbha, nasehatilah semua makhluk hidup agar mereka mau berdana demikian itu dan menyalurkan semua jasa-jasanya kepada semua makhluk hidup supaya Kita semua menjadi Buddha kelak.
Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi yang dapat menanamkan kebajikan di bidang Buddha Dharma, sekalipun kebaikannya itu hanya seujung rambut atau sebutir debu, namun buah yang akan diterimanya nanti sungguh sukar diperkirakan.
Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi dapat berdana atau memuja rupang atau gambar-gambar para Buddha, Bodhisattva, Pratyekabuddha, atau Raja Cakravartin dan sebagainya, mereka akan memperoleh kebahagiaan yang tak terbatas dan selalu dilahirkan di Surga atau di dunia manusia untuk menikmati pahala besar mereka. Akan tetapi, jika jasa-jasa yang mereka peroleh itu semuanya disalurkan kepada para makhluk hidup di alam semesta atau Dharmadhatu, maka pahala yang akan mereka peroleh nanti sungguh besar sekali tidak terbayangkan.
Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi, mendapatkan Sutra Mahayana atau mendengarkan satu Gatha atau satu perkataan dari Sutra itu, lalu timbul rasa hormat untuk memuji-Nya dengan khidmat atau berdana dengan mencetak dan menyebarluaskan Sutra tersebut, maka orang yang berbudi ini akan memperoleh pahala besar sekali. Jika jasa-jasa tersebut disalurkan kepada para makhluk di alam semesta, maka mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa dan tak terbayangkan.
Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi, bertemu dengan stupa, vihara, atau menemukan Sutra Mahayana dan sebagainya yang masih baru dan utuh, lalu mereka memuja, memelihara, atau menghormati dengan sujud; Atau penemuan mereka itu sudah lama, lapuk, dan rusak, kemudian diperbaiki hingga utuh baik kembali; Hal mana dilakukan sendiri atau beramai-ramai dengan orang lain, maka putra putri yang berbudi itu akan mendapat kesempatan berupa tiga puluh kali kelahiran sebagai raja kecil. Jika pekerjaan yang mulia ini dikerjakan oleh seorang Danapati, maka ia akan menjadi seorang Raja Cakravartin dan selalu dengan kebaikan-kebaikan membimbing para raja kecil.
Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi, pernah beramal dengan berdana atau memuja, atau memperbaiki stupa, vihara, kitab berisi Sutra-sutra, sekalipun akar kebaikan yang ditanamkan ini hanya seujung rambut, sebutir debu atau pasir, atau setetes air, dan jasa-jasanya disalurkan kepada makhluk hidup di alam semesta atau Dharmadhatu, mereka akan menikmati pahalanya hingga ratusan ribu kelahiran. Akan tetapi jika jasa-jasanya disalurkan kepada sanak saudaranya atau saudaranya sendiri atau dirinya sendiri saja, pahala yang akan dinikmati hanya tiga kali kelahiran. Janganlah melepas pahala yang maha besar dengan mendapatkan pahala yang kecil. Demikianlah Yang Arya Ksitigarbha, hukum berdana itu sangat menakjubkan!"

11. Dewa Bumi Sang Prthivi Pelindung Dharma
Ketika itu Dewa Bumi Sang Prthivi berkata kepada Sang Buddha, "Yang Arya Bhagavan yang termulia, sejak dahulu kala Aku menghormat dan memuja Bodhisattva Mahasattva yang tak terbilang banyaknya. Mereka semua memiliki kesaktian dan kebijakan yang tak terkirakan dalam usaha menyelamatkan umat manusia dari penderitaan. Sungguh pun demikian, dibandingkan dengan Bodhisattva Mahasattva yang lain, kiranya hanya Ksitigarbha Bodhisattva Mahasattva saja yang memiliki Pranidhana yang dalam dan luhur.
Yang Arya Bhagavan yang termulia, Ksitigarbha Bodhisattva ini mempunyai Hetupratyaya terhadap umat Jambudvipa. Sebagaimana halnya dengan Manjusri, Samantabhara, Avalokitesvara, dan Maitreya Bodhisattva, mereka pun menjelmakan dirinya ratusan ribu bentuk untuk menolong makhluk yang berada dalam Sad Gatya kehidupan. Namun demikian janji suci mereka terbatas. Hanya Ksitigarbha Bodhisattva dalam menyelamatkan semua makhluk dalam Sad Gatya kehidupan memberikan janji suci-Nya yang luas tak terbatas. Jika dihitung dengan Kalpa, bagaikan ratusan ribu Koti butiran pasir sungai Gangga.
Yang Arya Bhagavan yang termulia, menurut pendapat-Ku, umat manusia yang berada di masa sekarang atau yang akan datang, apabila mereka dapat menyediakan satu tempat yang bersih di sebelah Selatan dalam rumahnya, kemudian membuat ruang dari tanah, batu, bambu, atau kayu, dan meletakkan rupang Ksitigarbha Bodhisattva yang terbuat dari emas atau perak atau tembaga atau besi. Tiap hari agar dihormati dan dipuja dengan dupa, sambil memuliakan nama-Nya dan jasa-jasa-Nya. Tempat pemukiman pemuja itu akan menjadi selamat sentosa dan mendapatkan sepuluh keuntungan:
1.    Tanah atau kebunnya menjadi subur, akan menghasilkan panen yang melimpah.
2.    Sekeluarga akan sehat selalu, rumahnya aman tentram.
3.    Leluhurnya, orang tua dan keluarganya yang almarhum akan dilahirkan di Surga.
4.    Keluarga yang masih ada akan mendapatkan keberuntungan dan panjang usia.
5.    Segala permohonan akan terpenuhi.
6.    Terhindar dari musibah banjir dan kebakaran.
7.    Terhindar dari kerugian dan pemborosan, selalu tercukupi.
8.    Tidak ada mimpi buruk mengganggu.
9.    Selalu dilindungi para Dewa Bumi dan Dewa Surga.
10.  Selalu bertemu dan dibantu para suciwan yang bijak hingga si pemuja mudah mencapai Kebodhian.
“Yang Arya Bhagavan yang termulia, pada masa yang akan datang atau masa sekarang, jika para umat dapat membuat altar Ksitigarbha Bodhisattva dan rajin mengadakan puja bhakti di depan rupang-Nya, si pemuja akan memperoleh sepuluh keuntungan yang tersebut di atas!”
"Yang Arya Bhagavan yang termulia," Sang Prthivi melanjutkan kata-kata-Nya, "Pada masa yang akan datang, jika terdapat putra putri yang berbudi, tersedia Sutra suci ini serta gambar atau rupang Ksitigarbha Bodhisattva dalam rumahnya, dan mereka rajin mengadakan puja bhakti kepada Beliau serta rajin membaca Sutra-Nya, si pemuja ini akan Ku-lindungi siang malam dengan daya Prabhava-Ku, sehingga terhindar dari musibah banjir dan kebakaran, pencurian, dan perampokan. Semua kejadian yang malang besar dan kecil akan musnah sama sekali!"
Sang Buddha bersabda kepada Sang Dewa Bumi Prthivi, "Engkau memiliki daya maha Prabhava yang jarang dimiliki oleh para Dewa lainnya. Apa sebabnya? Sebab sejauh ini Engkau melindungi seluruh bumi yang berada di Jambudvipa. Bahkan rumput, pohon, pasir, batu, padi, rami, bambu, kumpai, palawija, logam, permata, dan lain-lainnya yang berada di bumi Jambudvipa ini berkat kekuatan-Mu semua menjadi subur, makmur dan sejahtera. Apalagi Engkau sering menyanjung dan memuji jasa-jasa dan kebajikan Ksitigarbha Bodhisattva. Sungguh jasa-jasa-Mu, daya Prabhava-Mu melampaui para Dewa Bumi ratusan ribu kali lipat. Jika di masa yang akan datang terdapat putra putri yang berbudi, melakukan puja bhakti dengan khidmat kepada Ksitigarbha Bodhisattva serta rajin membaca Sutra-Nya, juga yang setia melakukan ibadat berdasarkan Sutra Ksitigarbha ini, Engkau harus melindungi semuanya dengan daya Maha Prabhava-Mu. Sehingga mereka terhindar dari segala macam bencana. Segala hal-hal yang tidak menyenangkan, jangan sampai terdengar oleh mereka hingga mereka bingung, apalagi menyebabkan mereka menderita. Bukan saja Engkau seorang diri harus melindungi mereka, tapi juga Raja Sakra, Raja Maha Brahmana, dan para Dewata beserta keluarganya dari berbagai Surga harus membantu melindungi mcreka. Mengapa demikian? Sebab mereka dengan hati sujud tulus ikhlas memuja Ksitigarbha Bodhisattva, dengan rajin membaca Sutra-Nya dan melakukan ibadat menurut Sutra-Nya. Dengan sendirinya mereka akan terbebaskan dari lautan penderitaan dan mencapai kebahagiaan Nirvana. Itulah sebabnya mereka perlu dilindungi."

12. Manfaat dari Melihat dan Mendengar
Pada saat itu di puncak kepala Sang Buddha Sakyamuni tiba-tiba keluar ratusan ribu Koti Maha Umasaprabha (Umakesahprabha), yakni berjenis-jenis sinar berupa rambut yang bercahaya dan berwarna, warnanya seperti 'Sinar Putih' dan 'Maha Sinar Putih'; 'Sinar Bahagia' dan 'Maha Sinar Bahagia'; Sinar Mutiara' dan 'Maha Sinar Mutiara'; 'Sinar Lembayung' dan 'Maha Sinar Lembayung'; 'Sinar Nila' dan 'Maha Sinar Nila'; 'Sinar Biru' dan 'Maha Sinar Biru'; 'Sinar Merah' dan 'Maha Sinar Merah'; 'Sinar Hijau' dan 'Maha Sinar Hijau'; 'Sinar Emas' dan 'Maha Sinar Emas'; 'Sinar Awan Bahagia' dan 'Maha Sinar Awan Bahagia'; 'Sinar Roda Seribu' dan 'Maha Sinar Roda Seribu'; 'Sinar Roda Permata' dan 'Maha Sinar Roda Permata'; 'Sinar Roda Surya' dan 'Maha Sinar Roda Surya'; 'Sinar Roda Candra' dan 'Maha Sinar Roda Candra'; 'Sinar Istana Surga' dan 'Maha Sinar Istana Surga'; 'Sinar Sagara Megha' dan 'Maha Sinar Sagara Megha', serta sinar-sinar lainnya.
Setelah sinar tersebut berhenti keluar dari atas kepala Sang Buddha Sakyamuni, kemudian disusul oleh suara merdu dan bunyinya amat harmonis langsung mengumandangkan kabar baik kepada para hadirin serta para Dewa, Naga, delapan kelompok makhluk, Kinnara, dan lain-lain.
"Dengarlah hadirin yang berbahagia, hari ini Aku berada di Istana Trayastrimsa dalam pertemuan agung, memuji Ksitigarbha Bodhisattva yang selalu memberikan manfaat kepada Dewa dan manusia dengan segala cara yang trampil serta usaha-usaha berfaedah lainnya yang tak terbayangkan. Dengan cara Vikramaryahetu (memuliakan nama Buddha), dengan peningkatan kesadaran agung (Dasabhumaya), dan akhirnya mencapai Anuttara Samyaksambodhi."
Saat sabda Sang Buddha selesai, tiba-tiba seorang Bodhisattva Mahasattva yang bernama Avalokitesvara bangkit dari tempat-Nya, lalu bersujud dengan merangkapkan kedua telapak tangan-Nya kepada Sang Buddha seraya berkata, "Yang Arya Bhagavan yang termulia, Ksitigarbha Bodhisattva sungguh memiliki jiwa yang maha welas asih, mengasihani semua umat yang menderita dengan menjelmakan diri-Nya hingga jutaan tubuh muncul dalam jutaan dunia untuk menolong mereka. Jasa-jasa-Nya terlampau agung untuk disebutkan, begitu pula daya Maha Prabhava-Nya sangat luar biasa tak terkirakan. Aku telah mendengar Yang Arya Bhagavan dan para Buddha yang tak terbilang banyaknya dari sepuluh penjuru dunia bersama-sama memuji dan menyanjung Ksitigarbha Bodhisattva, karena jasa-jasa Beliau yang demikian agung, mulia tak terkirakan. Sekalipun para Buddha di masa lampau, masa sekarang dan masa yang datang memuji jasa-jasa-Nya, tak akan habis diceritakan, Yang Arya Bhagavan yang termulia, seperti Bhagavan ungkapkan terdahulu, bahwa Bhagavan beserta para hadirin ingin memuji dan menyanjung jasa-jasa Ksitigarbha Bodhisattva. Demi para makhluk yang berada di masa sekarang dan yang akan datang, mohon Yang Arya Bhagavan menerangkan jasa-jasa Ksitigarbha Bodhisattva yang tak terbayangkan itu agar para Dewa, Naga, kedelapan kelompok makhluk dapat menghormati dan mendapatkan kebahagiaan."
Sang Buddha bersabda kepada Avalokitesvara Bodhisattva, "Engkau mempunyai Maha Hetupratyaya dengan makhluk di dunia Saha, baik Dewa, Naga, lelaki, wanita, maupun makhluk-makhluk suci, hantu, bahkan makhluk hidup di Sad Gatya. Mereka yang mendengar nama-Mu, melihat rupang-Mu, mendambakan-Mu, memuja-Mu, tidak akan mundur dari jalan Anuttara Samyaksambodhi. Mereka akan selalu dilahirkan di Surga, menikmati kebahagiaan yang tiada taranya sebagai calon Buddha. Kini Engkau telah memiliki jiwa yang Maha Karuna dan Maha Maitri, mengasihi semua makhluk yang menderita serta Dewa, Naga, dan kedelapan kelompok makhluk. Sekarang Aku akan menjelaskan kepada-Mu semua tentang jasa-jasa Ksitigarbha Bodhisattva yang tidak terkirakan itu. Dengarkanlah baik-baik, Aku akan memulai!"
"Yang Arya Bhagavan yang termulia, ceritakanlah, kami telah siap mendengarkan dengan baik!"
Sang Buddha bersabda kepada Avalokitesvara Bodhisattva, "Pada masa sekarang atau yang akan datang, di berbagai dunia, jika terdapat Dewa yang akan habis masanya, akan timbul lima gejala buruk yang dapat mengakibatkan terjerumus ke alam kesengsaraan. Para Dewa semacam ini baik lelaki maupun wanita, jika mendapatkan gejala semacam itu, lalu mereka dapat kesempatan melihat gambar atau rupang Ksitigarbha Bodhisattva, atau hanya dengan mendengar nama Beliau, kemudian menghormat kepada Beliau, maka keadaan buruk para Dewa segera berubah, kebahagiaan Surga akan bertambah, menikmati kesenangan yang luar biasa dan takkan terjerumus ke alam kesengsaraan selamanya! Apalagi setelah mereka mengetahui hal ini lalu mereka mengadakan puja bhakti kepada Ksitigarbha Bodhisattva dengan mempersembahkan bunga-bungaan, pakaian, makanan, minuman, berbagai permata untaian ratna manikam, dan sajian-sajian lainnya. Maka jasa dan kebajikan yang akan diperoleh tidak terhingga.
Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa sekarang atau yang akan datang, terdapat makhluk dalam enam jalur kehidupan di berbagai dunia ini akan berakhir masa kehidupannya, lalu dapat mendengar nama Ksitigarbha Bodhisattva, maka umat tersebut akan terbebaskan dari tiga alam kesengsaraan! Apalagi jika saat umat tersebut akan meninggal dunia, orang tuanya atau sanak keluarganya membuatkan sebuah gambar atau rupang Ksitigarbha dengan harta benda almarhum dengan demikian almarhum akan dilahirkan di Surga. Atau umat tersebut telah lama mengidap penyakit, namun belum meninggal dunia, mendapat kesempatan mendengar dan melihat sanak keluarganya sedang menggunakan harta bendanya untuk membuat atau melukis gambar Ksitigarbha Bodhisattva sebagai amal bhakti si penderita, jika sekiranya si penderita akan menerima hukuman Karmanya dan mendapatkan penyakit berat, berkat jasa yang diperbuatnya itu si sakit akan berangsur-angsur sembuh dan umurnya akan bertambah panjang. Tapi sebaliknya, jika si penderita tersebut telah sampai saatnya untuk menerima segala kesalahan dan Karma buruknya, kini berkat jasanya membuat atau melukis gambar Ksitigarbha Bodhisattva, maka almarhum akan dilahirkan di Surga untuk menikmati kebahagiaannya dan segala Karma buruk yang dimilikinya akan musnah!
Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa yang akan datang, terdapat seorang pria atau wanita, ketika mereka masih bayi menyusui, atau baru berumur tiga tahun, atau lima tahun atau masih di bawah sepuluh tahun, orang tuanya atau adik kakaknya telah meninggal dunia, kini mereka telah dewasa dan selalu merindukan orang tuanya atau adik kakaknya namun mereka tidak tahu di alam mana orang tuanya atau adik kakaknya berada. Akan tetapi, jika si yatim piatu dapat membuat atau melukis gambar Ksitigarbha Bodhisattva atau hanya mendengar nama Beliau, lalu mengadakan puja bhakti selama satu sampai tujuh hari dengan setia meskipun almarhum seharusnya menerima hukuman berat atas Karmanya dulu, terjerumus ke alam kesengsaraan berkalpa-kalpa, kini berkat telah dibuatkan jasa-jasa yang demikian agung, maka almarhum tersebut, baik adik kakaknya maupun kedua orang tuanya, segera terbebaskan dari alam kesengsaraan itu dan dilahirkan di Surga untuk menikmati kebahagiaannya!
Jika seandainya almarhum telah lama dilahirkan di Surga atau dunia manusia, karena berkat Karma baik yang pernah diperbuat semasa hidupnya, kini karena mendapat tambahan jasa dari si yatim piatu itu kebahagiaannya akan semakin bertambah. Kesenangan yang dinikmati tak terbatas. Jika si yatim piatu itu dengan sujud memuja Ksitigarbha Bodhisattva selama tiga hari atau tujuh hari penuh terus menerus dengan menyebut nama Beliau hingga sepuluh ribu kali, maka Beliau akan menjelma menjadi sebuah tubuh yang maha besar tanpa batas (Anantayakaya) untuk menemui dan mengabarkan kepada si yatim piatu di mana dilahirkan keluarganya itu atau Beliau dengan daya Maha Prabhava datang dalam mimpi si yatim piatu dan mengajaknya pergi menengok keluarganya ke berbagai dunia. Jika umat tersebut setelah menengok keluarganya, dan ia amat rajin menyebut nama Beliau tiap hari sebanyak seribu kali hingga seribu hari terus menerus tanpa berhenti, maka Ksitigarbha Bodhisattva akan memerintahkan Dewa Bumi di tempat ia tinggal untuk melindunginya seumur hidup. Kehidupannya masa sekarang amat sejahtera, cukup sandang pangan, tiada penyakit atau penderitaan. Segala kemalangan takkan dapat masuk ke dalam rumahnya, apalagi mengganggu dirinya. Karena rajinnya melaksanakan ibadat, akhirnya ia akan tercatat oleh Ksitigarbha Bodhisattva sebagai calon Buddha."
"Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, Sang Buddha melanjutkan, "Pada masa yang datang, jika terdapat seorang pria atau putri yang berbudi, berhasrat mengembangkan Bodhicitta-nya untuk menolong umat manusia dari penderitaan, ingin mencapai Anuttara Samyaksambodhi, ingin membebaskan dirinya dari Triloka supaya terlahir di alam Buddha, asalkan mereka melihat rupang Ksitigarbha Bodhisattva atau mendengar nama-Nya, lalu berlindung kepada-Nya dengan sepenuh hati dan mengadakan puja bhakti dengan persembahan dupa, bunga-bungaan, permata, makanan dan minuman, maka cita-cita umat berbudi itu akan berhasil sempurna tiada kekurangan suatu apapun!
Lagi, Yang Arya Avalokitesvara jika di masa yang akan datang, terdapat seorang pria atau wanita yang berbudi, berhasrat mewujudkan cita-citanya, usahanya yang banyaknya tak terbilang pada masa sekarang dan yang akan datang, mereka hanya perlu berlindung kepada Ksitigarbha Bodhisattva dengan mengadakan puja bhakti, memuliakan nama-Nya serta jasa-jasa-Nya. Dengan demikian segala permintaan dan cita-citanya akan terkabulkan sepenuhnya. Jika umat tersebut memohon lebih lanjut kepada Ksitigarbha Bodhisattva yang maha welas asih untuk melindungi mereka selama-lamanya, Ksitigarbha Bodhisattva akan datang dalam mimpinya, menghibur dan mencatat mereka sebagai calon Buddha.
Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, "Pada masa yang akan datang, jika terdapat seorang putra atau putri yang berbudi, sangat menghargai Sutra-sutra Mahayana dan menyatakan tekadnya untuk mempelajari dan mendalami Sutra-sutra tersebut dengan bantuan seorang guru yang mahir, supaya segala yang dipelajarinya dapat diingat selalu tidak terlupakan namun segala yang dipelajarinya selalu terlupakan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, tidak juga dapat mengingat-ingat apa yang telah dipelajarinya; Ini semua dikarenakan umat tersebut mempunyai Karma buruk di masa yang lampau yang belum terhapuskan. Oleh karena itu mereka takkan dapat mengerti Sutra-sutra Mahayana yang dipelajarinya sehingga tidak mendapatkan faedah apa-apa. Umat semacam ini jika mendengar nama atau melihat rupang Ksitigarbha Bodhisattva lalu dengan sujud dan tulus hati menyatakan penyesalannya atas segala kejadian yang dialaminya dan mengadakan puja bhakti kepada Ksitigarbha Bodhisattva dengan mempersembahkan dupa, bunga-bungaan, pakaian, barang-barang berharga, dan sebagainya. Pada saat pemujaan akan dimulai, sediakanlah segelas air bersih dan letakkan di altar-Nya. Setelah selang satu hari satu malam, si pemuja menghormat Ksitigarbha Bodhisattva dengan merangkapkan kedua telapak tangan dan kemudian minumlah air tersebut dengan muka menghadap ke selatan dengan rasa khidmat. Setelah itu pantang makan sayur yang berbau, daging dan alkohol, juga pantang campur dengan perempuan, berdusta, membunuh selama tujuh hari tujuh malam atau dua puluh satu hari. Putra putri yang berbudi tersebut dalam mimpinya akan bertemu dengan Ksitigarbha Bodhisattva dalam bentuk Anantayakaya dan mereka menerima Abhisecani (pemercikan air suci di kepala, wisuda). Setelah mereka bangun dari tidurnya, akan terasa ke-enam inderanya menjadi demikian tajam luar biasa. Sejak itu Sutra-sutra yang dipelajarinya, baik dengan membacanya maupun mendengarnya selalu akan teringat dan takkan terlupakan selama-lamanya.
Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa yang akan datang, jika terdapat umat manusia yang selalu mengalami kekurangan sandang pangan meskipun mereka berjuang, atau yang terus berpenyakitan, kehidupannya tidak cerah, atau keluarganya sering mendapat malapetaka, terpencar berpisahan, atau anggota keluarganya sering mengalami berbagai musibah, atau sering merasa ketakutan di waktu tidur hingga batinnya tidak merasa tenang. Umat yang semacam ini apabila mereka mendengarkan nama atau melihat rupang Ksitigarbha Bodhisattva, lalu memberi hormat kepada Beliau serta menyebut nama-Nya, setelah ucapannya genap sepuluh ribu kali, hal-hal yang tidak menyenangkan itu akan lenyap secara berangsur-angsur. Dan sejak itu rumah mereka akan aman tenteram, sandang pangan akan berkecukupan, dalam tidur pun mereka akan merasakan ketenangan, tiada lagi mimpi buruk yang mengganggu, dan hidup mereka akan terasa aman tenteram.
Lagi, Yang Arya Avalokitesvara, pada masa yang akan datang, jika terdapat seorang putra atau putri yang berbudi, karena mencari penghidupan, atau karena keperluan umum atau pribadi, atau karena kelahiran atau kematian, atau karena keperluan lain-lainnya yang mendesak, membuat mereka harus naik gunung turun gunung, masuk hutan keluar hutan; Menempuh sungai dan laut, bahkan perjalanan yang sangat berbahaya, maka umat tersebut perlu sebelumnya menyebut nama Ksitigarbha Bodhisattva sepuluh, ribu kali. Dengan demikian ke mana pun umat tersebut pergi, akan selalu dilindungi oleh para Malaikat bumi. Baik mereka sedang berdiam diri, duduk, tidur, atau berjalan, mereka akan aman tenteram. Sekalipun mereka bertemu dengan harimau, srigala, singa, dan binatang berbisa lainnya, semuanya takkan dapat mencelakakannnya."
Sang Buddha bersabda kepada Avalokitesvara Bodhisattva, "Ksitigarbha Bodhisattva mempunyai hubungan batin yang erat dengan umat Jambudvipa. Jika ingin menceritakan jasa-jasa Beliau dalam usaha-Nya menyelamatkan umat manusia selengkapnya, sekalipun harus menghabiskan waktu sebanyak ratusan ribu Kalpa, takkan kunjung habis juga. Oleh karena itu Yang Arya Avalokitesvara, sebar luaskanlah Sutra ini dengan daya Maha Prabahva-Mu, agar semua umat di dunia Saha dapat menikmati kebahagiaan Dharma untuk selama-lamanya."
Ketika itu Sang Buddha mengucapkan sebuah Gatha:
Kekuatan Ksitigarbha Bodhisattua sungguh luar biasa.
Mengisahkannya jutaan Kalpa pun tak kunjung habis!
Mendengar, melihat, dan menghormat-Nya sesaat saja.
Manfaatnya bagi Dewa dan manusia tak terbatas!
Baik pria, wanita. maupun Dewa, Naga.
Yang akan terjerumus ke alam sengsara karena saatnya tiba.
Berkat berlindung kepada Ksatria Sejati setulus hati.
Usia bertambah, Karma berat pun lenyap musnah!
Semasa kecil kehilangan cinta kasih ayah bunda,
Entah mereka berada di alam mana,
Kakak adik serta sanak keluarga.
Sejak lahir tak mengenal satu sama lain.
Dengan melukis gambar Ksatria Sejati,
Menghormat, memuja setulus hati,
Tiga atau tujuh hari memuliakan nama-Nya,
Beliau menampakkan tubuh Anantayakaya!
Menunjukkan tempat sanak keluarganya berada.
Sekalipun telah terjerumus ke alam sengsara,
Dapat ditolong-Nya terbebas dari derita!
Jika saja setia percaya teguh tak tergoyahkan,
Kelak pasti akan tercatat sebagai calon Buddha!
Jika ingin mencapai Anuttara Samyaksambodhi,
Hingga terbebaskan dari penderitaan Triloka,
Setelah tumbuh Bodhicittanya.
Hormat dan pujalah dulu Ksatria Sejati ini,
Segala cita-cita segera akan terkabul,
Tiada lagi Karma penghalang,
Menuju Kesadaran Agung!
Ada orang berhasrat mengkaji Sutra Mahayana,
Ingin menyeberangkan umat ke Pantai Bahagia,
Meskipun tekad ini besar tidak terperikan,
Tiap menghafal terlupakan, waktu terbuang percuma,
Karena Karma buruk terdahulu sebelum terhapuskan,
Tak teringat sebait Gatha sekata Sutra.
Puja bhakti kepada Ksitigarbha Bodhisattva,
Dengan dupa, bunga. busana, makanan. minuman, serta barang berharga.
Letakkan secawan air bersih di altar Ksatria Sejati,
Satu hari satu malam kemudian minumlah dengan khidmatnya,
Setelah itu pantang daging, alkohol, dusta, dan wanita.
Dua puluh satu hari jangan membunuh sesama makhluk,
Sepenuh hati, kenang Ksatria Sejati.
Dalam mimpi akan berjumpa Ksitigarbha Bodhisattva Anantayakaya.
Bangun dari mimpi keenam indera jernih bersih,
Sutra, Buddha Dharma tertanam dalam sanubari abadi,
Daya Prabhava Ksitigarbha tidak terlukiskan.
Membuat orang demikian bijak dan bestari.
Umat yang menderita miskin papa lagi berpenyakit,
Kediamannya buruk sekali, keluarganya meninggalkan pergi,
Atau selalu ketakutan di dalam mimpi,
Begitu pula mengalami kegagalan ekonomi,
Pujalah Sang Ksitigarbha sepenuh hati,
Berangsur penderitaan akan lenyap sama sekali,
Mimpi yang buruk takkan mengganggu lagi,
Sandang pangan cukup selalu dilindungi Makhluk Suci yang berbudi!
Jika harus mendaki gunung menuruni lembah,
masuk hutan rimba, mengarungi lautan lepas,
Bertemu satwa buas lagi dihadang orang jahat,
Atau datang lagi Setan, Iblis serta badai ganas,
Segala rintangan dan berbagai penderitaan,
Ingatlah Ksitigarbha Bodhisattva sebelum berangkat,
Pujalah Beliau dengan tulus ikhlas penuh khidmat,
Meskipun berada dalam kesulitan maha luar biasa,
Sekejap sirna lenyap semua berkat Buddha Dharma.
Dengarlah baik-baik, Yang Arya Avalokitesvara!
Daya Prabhava Ksitigarbha Bodhisattva tak terperikan,
Menyelamatkan umat manusia tak terbilangkan!
Jutaan Kalpa dikisahkan tidak akan habis.
Sebarkanlah Maha Pranidhana Beliau ke seluruh alam semesta!
Bila terdapat umat yang dapat mendengar nama-Nya,
Melihat rupang-Nya, memuja dengan dupa, bunga, pangan, dan jubah,
Akan menikmati pahalanya hingga jutaan masa!
Bila jasa-jasa pemujaan disalurkan kepada makhluk hidup,
Akan terbebaskan dari penderitaan kelahiran dan kematian.
Mencapai tepian Nirvana - menjadi Buddha.
Oleh karena itu Yang Arya Avalokitesvara,
Ketahuilah Ksitigarbha Bodhisattva demikian Maha Welas Asih-Nya.
Demikan besar tekad-Nya, Maha Prabhava tidak terlukiskan.
Sampaikan ini semua kepada makhluk hidup yang berada di berbagai dunia yang
berada di berbagai dunia yang banyaknya bagaikan butiran pasir sungai Gangga.
Agar mereka semua mengetahui dan percaya sedalam-dalamnya sehingga memperoleh Kebahagiaan Dharma yang sejati!

13. Amanat Sang Buddha kepada Dewa dan manusia
Pada saat itu Sang Buddha mengangkat tangan emasNya dan menyentuh kepala Ksitigarbha Bodhisattva seraya bersabda: “Yang Arya Ksitigarbha, Ksitigarbha! Prabhavamu tak terkatakan, welas asihmu tak terperikan, kebijakanmu tak terlukiskan dan Pratibhanamu tak tertandingi. Para Buddha di 10 penjuru dunia semuanya memuji dan menyanjung daya kebajikan yang engkau miliki tiada taranya, sekalipun menceritakannya hingga jutaan kalpa, tak akan kunjung habis!”
“Yang Arya Ksitigarbha, Ksitigarbha! Camkanlah, bahwa aku hari ini berada di istana Trayastrimsa, dalam pertemuan agung antara ratusan ribu koti Buddha, Bodhisattva Mahasattva, Dewa, Naga, kedelapan kelompok makhluk, untuk kesekian kalinya aku menyampaikan pesan kepada Engkau, bahwa para Dewa, manusia serta makhluk lainnya yang belum terbebaskan dari Triloka, agar mereka tidak terjerumus ke dalam alam kesengsaraan barang satu hari satu malam juga, apa lagi terjerumus ke dalam Neraka Pancanantarya atau Avici yang membuat mereka menderita ribuan juta kalpa dan takkan dapat membebaskan diri selamanya.”
“Yang Arya Ksitigarbha, umat Jambudvipa sifat tabiatnya dan kemauannya tidak menentu, wataknya lebih mudah mengarah kepada keburukan-keburukan. Sekalipun mereka telah menyatakan keinginan baiknya, tak lama kemudian mereka berubah. Tapi jika mereka bertemu dengan keburukan-keburukan, hal itu akan cepat berkembang menjadi subur. Oleh karena itu aku menjelmakan diriku menjadi ratusan ribu koti banyaknya dan menuruti kodrat mereka masing-masing, lalu membebaskan mereka dari kesengsaraan.”
“Yang Arya Ksitigarbha, hari ini aku dengan kesungguhan hati menyampaikan pesan kepada engkau, jika pada masa yang akan datang terdapat Dewa, manusia serta putra-putri yang berbudi menanamkan kebaikan dalam Buddha Dharma sedikit saja, seperti seujung rambut, sebutir debu, sebutir pasir, dan setetes air, maka lindungilah mereka dengan bodhicitta agar mereka maju terus di atas jalan Dharma dan pantang mundur.”
“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang jika terdapat seorang Dewa atau manusia, karena masanya sudah habis akan menerima karmanya terjerumus ke dalam alam kesengsaraan, atau ketika akan terjatuh ke dalam Neraka, tiba tiba teringat akan Buddha, jika umat tersebut dapat menyebut salah satu nama Buddha atau Bodhisattva atau sebait Gatha sebaris Sutra, maka umat tersebut harus diselamatkan dengan kesaktianmu dan dengan segala kemudahan-kemudahan. Nampakkanlah diri Anantayakaya-mu di sisi pintu Neraka tempat umat tersebut berada dan hancurkan lenyapkan sekali Neraka itu, selanjutnya upayakan agar umat yang telah sadar itu dilahirkan di Surga untuk menikmati kebahagiaan sejahtera.”
Ketika itu Sang Buddha mengucapkan Gatha: “Dewa manusia di masa yang akan datang, Ku serahkan kepada engkau dengan penuh keyakinan, Selamatkan mereka dengan Daya Maha Prabhava, Sekali-kali jangan ada yang terjerumus ke salah satu alam kesengsaraan.
Saat itu Ksitigarbha Bodhisattva Mahasattva menghormat dengan merangkapkan kedua belah tangannya seraya berkata: “Yang Arya Bhagavan termulia, jangan kuatir akan masalah tersebut. Pada masa yang akan datang jika terdapat seorang pria atau wanita yang berbudi, asalkan terbit rasa hormat dalam Buddha Dharma, aku akan menolongnya dengan segala kemudahan-kemudahan agar umat tersebut terbebaskan dari lautan dukkha mencapai pantai bahagia. Apalagi jika mereka itu telah banyak mengetahui kebaikan-kebaikan dan selalu melaksanakannya dalam peribadatannya. Sudah pasti mereka akan mencapai Anuttara Samyak Sambodhi dan pantang mundur.”
Ketika Ksitigarbha Bodhisattva berkata demikian, tiba-tbia seorang Bodhisattva bernama Akasagarbha bangkit dari tempat duduknya lalu bersujud kepada Sang Buddha sambil berkata: “Yang Arya Bhagavan yang termulia, sejak aku berada di istana Trayastrimsa ini mendengarkan Sang Bhagavan memuji dan menyanjung kesaktian Ksitigarbha Bodhisattva yang amat menakjubkan itu sungguh tak terperikan. Jika pada masa yang akan datang terdapat seorang pria atau wanita serta Dewa, Naga mendengar akan Sutra ini dan nama Ksitigarbha, lalu memberi hormat kepada bodhirupangnya dengan mengadakan puja bhakti. Dengan demikian berapa banyak manfaat yang akan diperoleh? Mohon Sang Bhagavan sudi menguraikan kepada kami sekalian serta para umat yang berada di di masa sekarang dan yang akan datang.”
Sang Buddha bersabda kepada Akasagarbha Bodhisattva: “Dengarlah baik-baik, Yang Arya Akasagarbha, akan kuuraikan satu persatu kepada kamu sekalian. Pada masa yang akan datang, jika terdapat seorang pria atau wanita yang berbudi, melihat gambar Ksitigarbha Bodhisattva dan mendengar sutra ini lalu memuja Beliau dengan dupa, bunga, makanan, minuman, jubah permata dan sebagainya. Atau menghormati Beliau dengan memuji jasa-jasaNya dan memuliakan namaNya. Maka putra-putri yang berbudi tersebut akan memperoleh 28 macam manfaat sebagai berikut:
1.        Selalu dilindungi Dewa, Naga, 8 asta Gatya, selamat sentosa.
2.        Jasa-jasa dan kebajikan makin bertambah.
3.        Terkumpulkan benih kebaikan dari Buddha Dharma.
4.        Tidak mundur dari jalan Anuttara Samyak sambodhi.
5.        Cukup sandang pangan.
6.        Terhindar dari segala musibah dan wabah penyakit.
7.        Terhindar dari banjir dan kebakaran.
8.        Terbebas dari pencurian dan perampokan.
9.        Selalu disegani orang.
10.    Selalu mendapat dukungan dan bantuan dari para makhluk suci.
11.    Yang wanita akan dapat menjadi pria pada kehidupan yang akan datang.
12.    Dapat dilahirkan sebagai putri raja atau bangsawan Mendapatkan paras muka yang cantik elok disukai orang dimana-mana.
13.    Selalu dapat kesempatan dilahirkan dialam surga.
14.    Akan lahir sebagai raja atau kepala negara.
15.    Dapat mengetahui kehidupan di masa yang silam.
16.    Cita citanya selalu terkabul.
17.    Keluarganya selalu tentram dan bahagia.
18.    Semua malapetaka lenyap.
19.    Terhindar dari 3 jalur kesengsaraan (Terlahir dialam neraka, alam hantu, binatang)
20.    Jalan bebas hambatan.
21.    Mimpinya selalu indah.
22.    Leluhurnya ikut terbebas dari belenggu penderitaan.
23.    Jika leluhurnya pernah menanam kebaikan, dapat membantunya lahir di surga.
24.    Mendapat pujian para suciwan.
25.    Cerdas tangkas, cekatan dan tajam pikirannya.
26.    Memiliki jiwa yang welas asih.
27.    Akhirnya akan mencapai ke-Buddha-an.
Sang Buddha melanjutkan sabdanya: “Lagi, Yang Arya Akasagarbha, apabila para Dewa, Naga, Malaikat bumi, Malaikat Surga. Para Raja setan, dan pengikutnya, baik yang berada di masa sekarang maupun di masa yang akan datang, setelah mendengar nama Ksitigarbha Bodhisattva, lalu mereka memberi hormat kepada bodhirupangnya atau mereka pernah mendengar kisah suci Beliau, lalu memuji jasa-jasa Beliau serta menghormatnya dengan tulus iklas, maka mereka akan mendapatkan 7 macam manfaat sebagai berikut:
1.      Mereka akan cepat meningkat ke alam yang lebih suci.
2.      Karma buruk yang diperbuat di masa yang silam akan lenyap.
3.      Selalu dilindungi oleh para Buddha.
4.      Kesadaran Bodhi yang telah dicapai takkan menyusut.
5.      Kekuatan dan kebajikan makin bertambah.
6.      Memiliki daya pengetahuan di masa silam dan masa yang akan datang.
7.      Kelak akan menjadi Buddha Ketika hadirin yang berada dalam pertemua agung serta jutaan Buddha, Bodhisattva Mahasattva, Dewa, Naga, Delapan Kelompok makhluk dan umat lainnya mendengar Buddha Sakyamuni menyanjung dan memuji Ksitigarbha Bodhisattva yang memiliki Maha Prabhava yang tak terperikan. Mereka serentak berseru: “Adbhuta! Adbhuta! Adbhuta!” (hal itu belum pernah terjadi).
Ketika itu Surga Trayastrimsa turun hujan berbagai bunga harum semerbak, jubah surga dan ratna mutu manikam sebagai persembahan puja kepada Sakyamuni Buddha dan Ksitigarbha Bodhisattva. Juga sebagai tanda terima kasih yang mendalam atas jasa-jasa Sang Buddha yang telah memberikan khotbah yang tiada ternilai dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Ksatria Sejati Ksitigarbha Bodhisattva.

Kemudian para hadirin bersama-sama memberi hormat kepada Sang Buddha dengan mengatupkan kedua tangannya lalu pergi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar