LATAR BELAKANG
DAN PENGGUNAAN PARITTA
DAN PENGGUNAAN PARITTA
1.
Abhaya Paritta
Paritta
ini digunakan untuk perlindungan terhadap tanda-tanda jelek, mimpi buruk, dan
lain-lain.
2. Aïgulimala Paritta
2. Aïgulimala Paritta
Paritta
ini terdapat di dalam Majjhima Nikàya. Pada suatu hari, Aïgulimala menemui
seorang wanita hamil yang mengalami penderitaan melahirkan yang parah. Ia
merasa kasihan kepada wanita itu dan menceritakannya kepada Sang Buddha. Sang
Buddha mengajari Aïgulimala untuk mengucapkan pernyataan kebenaran agar bisa
menolong wanita itu. Kemudian Aïgulimala kembali ke tempat wanita itu,
membacakan paritta ini dan penderitaan wanita itupun menjadi berkurang. Ia
segera melahirkan anak dengan mudah dan lancar.
Paritta
ini digunakan untuk mempermudah kelahiran dan keselamatan ibu yang melahirkan
serta anak yang dilahirkan.
3.
Atànàtiya Paritta
Paritta
ini memberitahu bahwa Mahàrajika (Dewa) Vessavaba (Kuvera) berjumpa dengan Sang
Buddha dan mengucapkan paritta ini supaya penganut-penganut Sang Buddha
mendapat perlindungan terhadap yakkha dan dewa lain yang jahat.
4.
Bojjhaïga Paritta
Terdapat
dalam Samyutta Nikàya dan berisikan tentang tujuh faktor untuk mencapai Bodhi
(Penerangan Sempurna). Dibacakan untuk menyembuhkan Sang Buddha, Yang Ariya
Moggallana dan Yang Ariya Kassapa dari penyakit.
Paritta
ini digunakan untuk menyembuhkan penyakit.
5.
Buddha Jaya Maïgala Gàthà
Paritta
ini dibacakan untuk kejayaan dalam segala usaha.
6.
Dhajagga Paritta
Dalam
Samyutta Nikàya, Sang Buddha memberitahu penganut-Nya bahwa Dewa-raja Sakka
meminta dewa-dewa melihat panjinya atau panji Ketua Dewa Pajapati, Varuna dan
Isana, apabila mereka merasa takut sewaktu bertempur dengan asura. Tetapi Sang
Buddha menyatakan cara ini mungkin boleh atau tidak boleh membantu mereka
karena Dewa-raja Sakka masih segan dan gugup (panik). Sebaliknya, Sang Buddha
tak segan dan tidak gugup karena Beliau telah menghapuskan keserakahan (lobha),
kebencian (dosa) dan kegelapan batin (moha). Oleh karena itu, pengikut Sang
Buddha, apabila seorang bhikkhu atau umat merasa takut, gemetar atau bulu roma
berdiri, dia patut mengingat kepada Sang Buddha, Dhamma dan Saïgha. Dengan
demikian semua perasaan itu akan hilang.
Paritta
ini adalah untuk menghapuskan segala ketakutan, gemetar dan bulu roma berdiri.
7.
Dukkhappattàdigàthà
Paritta
ini adalah untuk menghapuskan penderitaan dan duka cita.
8.
Jaya Paritta
Paritta
ini dibacakan untuk kejayaan dalam semua usaha dan untuk kesejahteraan.
9.
Karaõãyametta Sutta
Paritta
ini terdapat dalam Sutta Nipata. Pada suatu ketika, lima ratus orang bhikkhu
sampai ke hutan untuk berlatih meditasi. Dewa-dewi yang tinggal di sana, yaitu
di atas pohon-pohon merasa terganggu. Mereka terpaksa turun ke tanah untuk
menghormati bhikkhu-bhikkhu tersebut (supaya mereka tidak duduk lebih tinggi
dari para bhikkhu). Setelah beberapa hari dewa-dewi merasa hampa lalu menjelma
sebagai hantu dan memekik untuk menghalau mereka.
Bhikkhu-bhikkhu
itu kembali kepada Sang Buddha untuk mendapat nasihat. Sang Buddha mengajarkan
mereka sutta ini, lalu mereka kembali ke hutan itu dan mengucapkan sutta ini.
Setelah itu, dewa-dewi merasakan kasih sayang yang dipancarkan dan mereka tidak
menghalau para bhikkhu lagi.
Paritta kasih sayang ini dibacakan supaya dewa dan hantu tidak membahayakan atau mengganggu kita.
10. Khandha Paritta
Paritta kasih sayang ini dibacakan supaya dewa dan hantu tidak membahayakan atau mengganggu kita.
10. Khandha Paritta
Dalam
buku Cullavagga (Vinaya-Pitaka) terdapat kisah seorang bhikkhu yang meninggal
karena digigit ular. Sang Buddha memberitahu penganut-Nya bahwa bhikkhu patut
memancarkan pikiran kasih sayang kepada ular dengan mengajarkan paritta ini
kepada mereka untuk mendapatkan perlindungan.
Paritta ini digunakan sebagai suatu perlindungan dari ular dan semua makhluk, terutama saat berada di dalam hutan.
Paritta ini digunakan sebagai suatu perlindungan dari ular dan semua makhluk, terutama saat berada di dalam hutan.
11.
Maïgala Sutta
Paritta
ini terkenal sekali dan tercantum dalam Sutta Nipata (Khuddaka Nikàya). Pada
suatu malam, seorang dewa berjumpa dengan Sang Buddha dan meminta penjelasan
mengenai berkah utama supaya dapat hidup dalam keselamatan.
Paritta
ini digunakan bukan hanya untuk perlindungan dari segala bahaya, tetapi juga
untuk mencapai keputusan dalam semua jenis masalah.
12.
Mora Paritta
Dalam
kisah Jataka terdapat cerita mengenai seekor burung merak yang selalu
mengucapakan paritta ini sebelum ia keluar mencari makanan setiap pagi hari dan
pada malam hari apabila ia hendak tidur. Oleh karena itu, ia tidak pernah
tertangkap oleh pemburu.
Paritta ini digunakan untuk keselamatan keluarga siang dan malam, untuk perlindungan apabila keluar dari rumah dan juga untuk mendapatkan kebebasan saat ditawan oleh musuh.
13.
Ratana Sutta
Pada
suatu ketika, kota Vesali mengalami bencana kelaparan (famine) dan wabah
penyakit teruk (epidemic). Banyak orang yang meninggal sehingga mayat mereka
yang berbau telah menyebabkan hantu-hantu jahat datang ke Vesali. Karena tidak
dapat menyelesaikan tiga masalah ini, Raja Vesali memohon bantuan kepada Sang
Buddha. Sang Buddha datang dan mengajarkan Ananda untuk membaca paritta ini
selama tujuh malam di sekeliling kota Vesali sambil memercikkan air yang ada
dalam patta (mangkok) Sang Buddha. Hantu-hantu meninggalkan tempat itu,
penyakit-penyakit menjadi sembuh dan masalah pun terselesaikan.
Paritta
ini ada dalam Sutta Nipata dan digunakan untuk menghalau hantu jahat atau
penyakit.
14. Saccakiriyagàthà
14. Saccakiriyagàthà
Ini
adalah Pernyataan Perkataan Benar (mengenai perlindungan Buddha, Dhamma dan
Saïgha) untuk mendapatkan perlindungan dan kesejahteraan.
15.
Tiratanànusaranapàñha
Mengingatkan
kita pada Buddha, Dhamma dan Saïgha untuk menghapuskan segala jenis ketakutan,
gemetar atau bulu roma berdiri.
16.
Vaññaka Paritta
Dalam
kisah Jataka terdapat cerita mengenai seekor anak burung. Pada suatu ketika
terjadi suatu kebakaran besar di dalam hutan. Untuk melindungi diri dari api
yang mendekatinya, anak burung itu ingat kepada Sang Buddha dan membuat
pernyataan kebenaran. Api tidak dapat mencapai anak burung itu. Paritta yang
berisi pernyataan kebenaran ini dibacakan untuk perlindungan dari bahaya api.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar