Kegunaan Paritta
Pendahuluan
Paritta
dalam bahasa Pali atau Pirit dalam bahasa Indo sinhala, secara literal berarti
“penuh perlindungan”. Buddha dalam berbagai kesempatan dengan bahasa pali yang
suci merangkai paritta atau pirit, pastilah terdapat salah pengertian yang
menyamakan paritta sebagai tuah yang misterius atau mantra, tetapi sebenarnya
terdapat penganjuran asli yang etis dan mengandung nilai filosopis dari ajaran
buddha, yang berkaitan dengan aspek-aspek Dhamma. Paritta yang dibacakan oleh
Sangha atau umat, secara individu atau bersama-sama, untuk memperoleh berkat
dari tiratana bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain, baik disaat
kesusahan maupun kesejahteraan.
Secara
paritta dilantunkan untuk mengusir penjahat, menjauhkan penderitaan,
ketidakberuntungan, ketakutan, kekhawatiran, penyakit, gangguan mental, untuk
kesejahteraan, kesehatan, kekayaan, kesuksesan, umur panjang, kebahagiaan fisik
dan mental, dan keyakinan (saddha).pemusatan pikiran (sati), itikad baik,
kedamaian pikiran, keseimbangan pikiran, penerangan mental, kelembutan,
adaptasi, pembenaran cara berpikir dan berkat yang lain, sebagai suatu
kedisiplinan bhikkhu membaca paritta dipagi hari dan malam hari disuatu vihara.
Jika ada yang sakit dan dalam upacara secara umum mereka diundang untuk
membacakan paritta secara individu maupun berkelompok. Karena keinginan yang
baik dan hidup selibat makan paritta yang dilantunkan oleh sangha sangatlah
berpengaruh. Dalam penjabaran paritta, Karaniya Metta Sutta adalah yang paling
berpengaruh dan paling kuat. Menurut kronologisnya, ketika ada seorang bhikkhu
yang meditasi dihutan namun diganggu oleh makluk yang kasat mata yang menghuni
pohon-pohon, lalu buddha memberikan sutta ini kepada bhikkhu tersebut serta
dinasehati untuk memancarkan cinta kasihnya kepada seluruh makluk hidup tanpa
pengecualian. Setelah para bhikkhu melaksanakannya, tidak berapa lama kemudian,
mereka berhasil melakksanakan meditasi dengan baik. Mengacu pada kekuatan
metta, makluk yang tak terlihat mata telah terbukti tidak menyakiti mereka.
Metta atau kasih sayang memiliki kekuatan magnetis yang tidak terbatas jaraknya
dan tidak memiliki hambatan. Jarak bukanlah penghalang untuk melaksanakan
metta. Dengan kekuatan metta dari buddha, pangeran Rahula yang saat itu baru
berumur 7 tahun ketika melihat buddha untuk pertama kalinya dengan seketika
berujar :
O’
pertapa bayanganmu menyenangkan bagiku”. Rajamalla, yang tidak berkeyakinan
terlalu besar pada buddha, menjadi tertarik dengan kehadiranNya, dengan
kekuatan Metta yang dimilikiNya. Gajah Nalagiri yang berlari menuju pada buddha
untuk menyerangnya, ditaklukan oleh buddha sendiri dengan kekuatan Metta yang
dimilikinya, juga Angulimala yang menakutkan kemudian menjadi Arahat. Dengan
hati penuh welas asih buddha menaklukkannya ketika angulimala ingin membunuh ibunya
sendiri. Suatau hari boddhisatta harus melalui hutan menemunya, memberikan
segenggam pasir dan benag, membacakan paritta dan memberikan kepadanya untuk
melindunginya dari semua bahaya, semua roh jahat mengikutinya tapi tidak
menyakitinya. Boddhisatta pergi ketempat beristirahat dan menaburi sekeliling
dengan benang paritta. Bagi roh jahat, benang itu terlihat seperti lingkaran
api dan boddhisatta selamat dari bahaya.
Ratana
Sutta (berkah Mustika) adalah paritta yang diberikan oleh buddha untuk perlindungan
dari pengaruh buruk roh jahat dan untuk mencegah penyakit dan ketidak
beruntungan. Pada setiap akhir bait dalam paritta muncul pernyataan kebenaran
berikut: Etena saccena suvatthi hoti sabbada (dengan kekuatan kebenaran ini
semoga hadir kedamaian bersama kami). Paritta Angulimala adalah contoh dari
pernyataan kebenaran yang bertuah. Y.M Angulimala yang bertanggung jawab atas
banyak pembunuhan sebelum ia bertobat dan menjadi seorang bhikkhu saat
sedang berkeliling, melihat seorang ibu yang mengalami kesulitan dalam
melahirkan. Tergerak oleh rasa kasih sayang, melaporkan hal ini kepada Buddha,
yang melaporkan Angulimala Paritta sebagai berikut: “semenjak kelahiranku
sebagai ariya, aku tidak pernah dengan sengaja menghancurkan kehidupan makluk
hidup. Dengan kekuatan kebenaran ini semoga engkau menjadi selamat dan anakmu
juga”. Dengan paritta itu dia menemui ibu yang menderita dan duduk dibalik kain
pembatas, lalu membacakan paritta itu. Dengan segera ia melahirkan dengan
mudah. Pengaruh dari paritta ini masih ada hingga sekarang. Biasanya
dinegara-negara buddhis khususnya sri-lanka, paritta ini dibacakan oleh sangha
untuk ibu yang sedang hamil.
Bahkan
bayi yang posisinya sungsang dalam rahim/kandungan, kadangkala membenarkan
posisinya berkat kekuatan paritta ini. Sebuah pikiran yang tak terlihat dapat
menyelamatkan atau menghancurkan dunia. “apa yang dapat dibuat oleh pikiran,
pikiran dapat pula tidak menjadikan”.
MANFAAT PARITTA
Paritta
memiliki arti perlindungan. Semuanya digunakan untuk menjelaskan sutta-sutta
(khotbah-khotbah) tertentu yang dijelaskan oleh Buddha Gautama. Sutta-sutta ini
ada sebagaian yang memang dianggap mampu memberikan perlindungan dari
pengaruh-pengaruh yang membahayakan. Namun, semuanya sesungguhnya kembali
kepada seberapa besar kekuatan keyakinan (saddha) yang kita miliki ketika
sedang membaca paritta tersebut. Menjadi seorang umat buddha memang tidak ada
keharusan untuk dapat membaca paritta dengan baik., benar, serta hafal diluar
kepala, tetapi tidak berarti pula pembacaan paritta tidak ada manfaatnya dan
hanya sekedar pelaksanaan ritual saja. Adapun manfaat pembacaan paritta antara
lain:
1. Kita
membaca dan mengucapkan sesuatu yang baik, dengan demikian kita telah melakukan
kamma baik setidaknya melalui pikiran dan ucapan (untuk itu penting bagi
seseorang membaca dan memahami makna paritta dari terjemahannya).
2. Membaca
paritta berarti kita berupaya untuk memahami apa yang sebelumnya kurang kita
pahami.
3. Membaca
paritta berarti mengulang khotbah-khotbah Buddha Gautama (walaupun tidak semua
paritta berasal dari khotbah Buddha), dengan demikian kita telah melestarikan
kelangsungan ajaran Buddha.
Tetapi
menurut Milinda Panha, ada tiga alasan dimana paritta tidak bekerja:
1. Halangan
karena kamma masa lalu.
2. Halangan
karena kekotoran batin masa kini, dan
3. Halangan
karena kurangnya keyakinan.
Paritta
yang merupakan perlindungan bagi semua makluk akan kehilangan kekuatannya
karena cacat mereka sendiri.
Kesimpulan
Paritta
merupakan syair suci yang telah dibabarkan oleh buddha dan para siswanya, dan
merupakan syair perlindungan bagi mereka yang ada keyakinan disaat membaca dan
memahaminya. Dengan demikian, bahwa dengan membaca paritta bisa menciptakan
suatu kondisi yang damai didalam si pembaca.